Politik

Bolehkan PKL Jualan di Trotoar, PKL Terlanjur Sakit Hati

Ketua Umum DPP APKLI  Ali Mahsun dengan salah satu pedagang Soto/Foto nusantaranews via swarasenayan
Ketua Umum DPP APKLI Ali Mahsun dengan salah satu pedagang Soto/Foto nusantaranews via swarasenayan

NUSANTARANEWS.CO – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendadak melunak kepada para pedagang kaki lima (PKL). Orang nomor satu itu kini membolehkan PKL berjualan di taman dan trotoar asalkan berperilaku bersih.

Namun, PKL nampaknya sudah terlanjur sakit hati. Pasalnya, mereka tidak dianggap seperti manusia, bahkan diperlakukan kasar oleh Pemda DKI saat penertiban.

“Dihati 500 ribu PKL se-DKI sudah tidak ada lagi nama AHOK,” tegas  Ketua Umum DPP APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia), Ali Mahsun, Jumat (12/8).

Ahok dinilai hanya membual untuk menebus dosa-dosanya kepada para PKL. Karenanya, Ali menyayangkan tindakan mantan Bupati Belitung Timur itu, demi merengguh nafsu dan ambisi kekuasaan, Ahok tiba-tiba membolehkan PKL Jualan di trotoar dan taman.

Bahkan, lanjut Ali, ibarat mimipi disiang bolong Ahok menganggap dirinya sebagai orang tua PKL. “Ahok itu penjajah dan penindas PKL, bukan orang tua PKL. Ahok itu bukan gubernur DKI melainkan Kepala Kongsi Kapitalis Multinasional Asing yang menindas kejam PKL di DKI Jakarta”, geram Ali.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Resmikan Pemanfaatan Sumur Bor

Bagi PKL se-DKI, kata Ali, hanya ada satu tekad, rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas, bersama, bersatu dan solid menghadap Ahok dengan mengharamkan diri untuk memilihnya pada Pilkada DKI 15 Februari 2017. Bahkan dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun, PKL se-DKI akan melakukan kampanye menghadang Ahok terpilih kembali jadi Gubernur DKI.

“Karena mereka menyadari jika AHOK terpilih kembali jadi Gubernur DKI, PKL segera dihabisi, segera ditsunamikan dari bumi Jakarta,” ujar aktifis HMI ini.

Ali mendesak Ahok segera menghentikan jurus mautnya untuk merayu PKL. Disamping sia-sia dan tak ada gunanya karena dihati PKL sudah tidak ada lagi nama Ahok, juga menambah penderitaan dan pelecehan harkat martabat PKL.

“Tak ada obat lain yang dapat obati sakit hati PKL se-DKI kecuali Ahok hengkang dari Balai Kota Jakarta, berhenti jadi Gubernur DKI Jakarta,” tandasnya. (Rafif)

Related Posts