Mancanegara
Boeing Menangkan Kontrak Pertahanan Senilai 400 USD untuk Pesawat Pembom Strategis
Published
2 years agoon
Kantor Boeing (Foto Dok. Getty)
NUSANTARANEWS.CO – Di tengah tragedi duka yang menerapa dunia penerbangan, Boeing Co berhasil memenangkan kontrak dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat senilai 400 miliar USD untuk engineering services pesawat bomber B-1 dan B-52.
Kabar ini dikonfirmasi Petangon seperti dikutip Reuters, Sabtu (29/12/2018). Tidak disebutkan rincian dari kesepakatan Boeing dan Departemen Pertahanan AS.
Namun, kerjasama Boeing dan DoD boleh dibilang cukup mengejutkan. Pasalnya, produk Boeing, terutama Boeing 737 Max 8 memang tengah menjadi sorotan menyusul tragedi nahas pada 29 Oktober 2018 lalu di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pesawat Boeing tipe 737 Max 8 milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 mengalami insiden kecelakaan udara yang menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat sebanyak 181 orang.
Baca juga:Menggugat Boeing 737 Max 8 JT-610
Baca juga:Anggaran Pertahanan AS Nyaris Sentuh Angka Rp 11 Ribu Triliun
Pesawat Lion Air JT 610 diperkirakan jatuh ketika sudah berada di ketinggian sekitar 3.000 kaki.
Akibat insiden ini, saham Boeing Co pun anjlok pada Selasa (13/11). Saham Boeing turun hampir 2 persen pada 350,30 dolar AS dalam perdagangan.
Sepekan setelah Boeing 737 Max 8 jatuh, pabrikan pesawat Boeing seattle baru mengeluarkan semacam panduan untuk pilot B 737 Max 8 tentang bagaimana cara menghandle jika terjadi AOA (Angle of Attack) tidak sinkron serta MCAS bermasalah. Banyak pengacara USA dan pengacara lokal kondang Hotman Paris Hutapea menyarankan dan memfasilitasi agar tuntutan diarahkan ke pabrikan Boeing. Ini menyusul dicurigai adanya mall product parts di AOA dan MCAS di pesawat Lion JT-610.
Kasus Norwegian Air juga hampir sama. Pesawat yang juga menggunakan jenis Boeing 737 Max 8 dengan jalur penerbangan Dubai (DBX) menuju Oslo (OSL) mengalami masalah setelah terjadi kesalahan dalam penerbangan. Akibatnya, pilot Norwegia Air yang menahkodai Boeing 737 MAX 8 itu pun kemudian melakukan pendaratan darurat ke Bandara Zhiraz, Iran.
Bomber B-1 dan Bomber-52 adalah pesawat pembom strategis yang digunakan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).
(rts/alme)
Editor: Almeiji Santoso
You may like
Kasus Boeing 737 MAX 8 Norwegia Air Sama Persis Dengan Lion Air JT-610
Menggugat Boeing 737 Max 8 JT-610
[Video] Klarifikasi Lengkap Boeing 737 PK-LQP Tak Layak Terbang
KNKT: Boeing 737 PK-LQP Layak Terbang
KNKT Klarifikasi Soal Boeing 737 PK-LQP Yang Tak Layak Terbang
Sedari Awal, Pesawat Boeing 737 PK-LQP Memang Sudah Alami Masalah
Terbaru
Bank Plat Merah Paling Memeras Rakyat
Bank Plat Merah Paling Memeras Rakyat Dua minggu sudah berlalu sejak Bank Indonesia merilis publikasi tetang asesmen transmisi kebijakan kepada...
Kemendagri Dukung Implementasi SP4N-LAPOR di Lingkungan Pemda
NUSANTARANEWS.CO, Surakarta – Kemendagri dukung implementasi SP4N-LAPOR di Lingkungan Pemda. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Benni Irwan...
Filipina Akan Dipasok Rudal Canggih BrahMos Produk India-Rusia
NUSANTARANEWS.CO, Manila – Filipina akan dipasok rudal canggih BrahMos produk India-Rusia. Filipina dan India telah menandatangani perjanjian untuk pengadaan rudal...
Sebut Organisasi Independen, GAMKI Bantah Terlibat Ikut KLB Yang Digelar Jhony Allen DKK
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Sebut organisasi independen, GAMKI bantah terlibat ikut KLB yang digelar Jhony Allen dkk. Ketua Umum Gerakan Angkatan...
Sinergi Telkom dan Kawasan Industri Terpadu Batang Percepatan Digitalisasi Smart Industrial Estate
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sinergi Telkom dan Kawasan Industri Terpadu Batang, percepatan digitalisasi Smart Industrial Estate. Guna mendukung program pemerintah untuk...