InspirasiKreativitas

Birahi Baca – Gairah Kunjung di Perpustakaan UIN Jogja

Kepala UPT Perpustakaan UIN SUKA Yogyakarta, Labibah Zain/Foto Istimewa dok Perpustakaan UIN SUKA
Kepala UPT Perpustakaan UIN SUKA Yogyakarta, Labibah Zain (Berhijab Merah, Kanan)/Foto Istimewa dok Perpustakaan UIN SUKA

NUSANTARANEWS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaunching data minat baca pelajar tertinggi di empat Provinsi. Minat Baca pelajar di Yogyakarta secara umum versi BPS menempati urutan keempat dengan persentasi 91,00 persen. Urutan pertama ditempati Kepulauan Riau (94,01 persen), kedua DKI Jakarta (93,10 persen), dan ketiga Bali (92,44 persen).

Berdasarkan sumber BPS di atas, Kepala UPT Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Labibah Zain memberi tanggapan bahwa minat baca dalam arti minat kunjung mahasiswa ke perpustakaan UIN Sunan Kalijaga cukup menggembirakan.

“Kunjungan Civitas Akademika rata-rata 2500 orang perhari. Belum lagi kalau dihitung dengan minat kunjung ke perpustakaan secara virtual melalui lib.uin-suka.ac.id dan digital library di digilib.uin-suka.ac.id,” terang Labibah kepada nusantaranews.co, Jum’at (9/9).

Kalau melihat data tersebut di atas, lanjut cerpenis perempuan Indonesia ini, maka bisa dipastikan bahwa mahasiswa dan Civitas Akademika membutuhkan perpustakaan guna memenuhi dahaga akademiknya.

“Tugas saya sebagai kepala perpustakaan perguruan tinggi sebenarnya adalah membuat para pengguna perpustakaan mau berkunjung dan mengakses sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan serta memastikan kebutuhan informasi akademiknya terpenuhi,” tuturnya.

Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pun menjelaskan bahwa, sumber informasi baik yang tercetak maupun elektronik serta digital banyak terdapat di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Akan tetapi, imbuhnya, kadang ada beberapa Civitas Akademika yang tidak menyadari hal itu, serta tidak tahu cara mengaksesnya.

“Oleh karena itu upaya yang saya lakukan adalah mencoba mengenalkan perpustakaan lewat User education. Dimana mahasiswa baru diperkenalkan layanan dan sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan dan cara mengaksesnya. Juga mulai mempostingkan sumber-sumber informasi yang ada di jurnal-jurnal ilmiah lewat sosial media,” papar penulis antologi cerpen Perempuan Kedua itu.

Peraih gelar master dari McGill University, Canada itu, demi menarik minat kunjung mahasiswa, ia mengadakan acara-acara di perpustakaan yang dikemas sesantai tapi berkualitas. ” Acara-acara di perpustakaan kita kemas dengan renyah sehingga orang-orang setidak tidaknya akan melirik dan datang ke perpustakaan,” ucap dia

Disamping itu, Labibah mengaku bahwa, perpustakaan yang dipimpinnya juga aktif mendengar permintaan Civitas Akademika tentang sumber informasi apa yang dibutuhkan. Hal itu demi mendukung proses pencerdasan semua pihak di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga.

“Pengumpulan SAP (Satuan Acara Perkuliahan, red) dosen akan kita lakukan secara berkala agar perpustakaan bisa memenuhi kebutuhan informasi akademiknya, juga mendengarkan saran-saran pengadaan bahan perpustakaan melalui berbagai media,” akunya.

Sebagai informasi, berdasarkan beberapa jenis bacaan yang dibaca (surat kabar, majalah, artikel elektronik, buku pelajaran dan nonpelajaran), menurut data dari BPS, minat baca siswa DIY terbilang tinggi secara nasional dengan persentase: Siswa DIY yang membaca surat kabar atau majalah menempati urutan pertama sebanyak 27,62 persen, kedua Kalimantan Utara sebanyak 16,86 persen, dan ketiga DKI Jakarta sebanyak 14,36 persen.

Sementara persentase siswa DIY yang membaca artikel elektronik juga menempati urutan pertama dengan presentase 57,85 persen, kedua DKI Jakarta 51,33 persen, dan ketiga Bali 39,46 persen. Namun persentase siswa DIY yang membaca buku pelajaran berada diurutan kedua dengan presentase 68,21 persen setelah Kepulauan Riau 74,13 persen dan sebelum DKI Jakarta 67,29 persen. Khusus untuk persentase siswa pembaca buku nonpelajaran urutannya sama yakni pertama Kepulauan Riau sebanyak 74,13 persen, kedua DIY 68,21 persen, dan ketiga DKI Jakarta 67,29 persen.(Selendang)

Related Posts