Gaya Hidup

Binatang Peliharaan Dapat Picu Depresi

NUSANTARANEWS.CO – Apakah anda salah satu dari orang yang gemar memelihara hewan? Tahukah anda, bahwa 90% pemilikk hewan peliharaan menganggap bahwa hewan peliharaan mereka sama halnya dengan keluarga mereka?

Hal tersebut diungkapkan oleh Poll Harris pada tahun 2015. Mungkin kita semua telah mengetahui bahwa hewan piaraan dapat menjadi sumber kebahagiaan, media untuk menyegarkan otak dan mengutarakan kasih sayang. Akan tetapi belakangan sebuah studi juga mengungkap bahwa memelihara hewan peliharaan juga dapat menjadikan kerugian bagi kesehatan mental dan depresi.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika orang merawat hewan piaraan mereka yang sakit, mereka akan mengalami lebih banyak depresi, kegelisahan dan gangguan kesehatan. Gejala tersebut serupa dengan bagaimana orang melaporkan saat merawat keluarga yang sakit.

Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Veterinary Record, dimana para peneliti mensurvei 238 pemilik anjing atau kucing. Setengah dari jumlah hewan tersebut dengan kondisi sehat dan setengah lainnya menderita penyakit kronis. Para pemilik hewan diminta untuk mengisi survei online tentang bagaimana merewat hewan-hewan mereka dalam kondisi tersebut. Hal tesebut juga berfungsi untuk melihat bagaimana hewan peliharaan mempengaruhi hidup mereka.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Pemilik hewan yang sakit melaporkan bahwa mereka menjadi memiliki beban tersendiri yang jauh lebih tinggi layaknya pada orang yang tengah menghadapi salah satu anggota keluarganya yang sakit. Mereka juga mengungkapkan adanya stres, perasaan gelisah, gejala depresi klinis dan kualitas hidup yang lebih rendah dari pada pemilik hewan peliharaan yang sehat. Semua hal tersebut juga termasuk hal-hal yang berkaitan erat dengan beban pengasuhan.

Para peneliti sendiri telah merekomendasikan penelitian lebih lanjut yang diharapkan akan berfokus pada penemuan kemungkinan cara-cara yang akan mengurangi beban pengasuhan. Sementara ini penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat membantu para dokter hewan dalam menanggapi  klien yang datang dengan hewan yang memiliki penyakit kronis. Setidaknya para dokter akan memahami beban yang dialami oleh para pengasuh hewan, setidaknya itu akan menimbulkan apresiasi yang lebih baik atas perspektif mereka sehingga timbul empati dan komunikasi yang baik.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2