Berita UtamaPolitik

Bill Gates: Ancaman Bioterorisme Melebihi Bahaya Perang Nuklir dan Perubahan Iklim

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pada Era Millenial sekarang ini, seluruh bangsa-bangsa di dunia tengah mewaspadai satu ancaman yang disebut dengan serangan teroris dengan bahan-bahan kimia yang dikenal dengan bioterorisme. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu di daerah Bogor, tanda-tanda adanya ancaman bioterorisme terpampang nyata.

Terkait hal itu, Bill Gates memperingatkan kini sudah waktunya untuk menghadapi bahaya yang sangat besar di seluruh dunia yaitu ancaman bioterorisme. Cara menghadapinya, kata Gates, dengan mengalokasikan sebagian dari dana yang digunakan oleh banyak negara untuk membeli senjata.

Menurut dia, saat ini pelaku terorisme tidak hanya melancarkan serangan melalui cara-cara yang lazim dilakukan seperti serangan dengan menggunakan senjata api atau bom. “Ancaman bioterorisme melebih bahaya perang nuklir dan perubahan iklim,” kata Gates dalam Konferensi Keamanan di Jerman, Sabtu (18/2/2017) waktu setempat, yang salinan pidatonya diterbitkan oleh Business Insider.

CNN Indonesia mengabarkan bahwa Gates yang merupakan pendiri sekaligus bos di perusahaan teknologi raksasa Microsoft Corp, saat ini menjadi sangat peduli dan sudah banyak mengeluarkan dana untuk berinvestasi dalam bidang kesehatan di seluruh dunia.

Baca Juga:  Kolaborasi dengan Rumah Sehat Rabu Biru, Titiek Soeharto Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Triharjo

Karena itu, sebagai seorang penderma, Gates mengajak semua pihak untuk lebih banyak menginvestasikan dana untuk masalah vaksin dan penelitian medis. Ia pun menekankan pentingnya dilakukan hal tersebut di seluruh dunia untuk persiapan dalam menghadapi salah satu ancaman yang sangat besar yang disebutnya sebagai pandemi yang sudah sangat nyata di depan mata.

Simak:
Soal Erwinia chrysanthem, Dosen UNHAN: Serangan Bioterorisme Cina ke Indonesia
Perang di Laut China Selatan Pecah, Indonesia Akan Alami Dua Dimensi Perang
Dugaan Bio-Terorisme, Benih Cabai Berbakteri Asal Tiongkok Belum Pernah Ada di RI

“Apakah itu terjadi karena faktor alam atau di tangan teroris, ahli epidemiologi mengatakan patogen udara yang bergerak cepat bisa membunuh lebih dari 30 juta orang dalam waktu kurang dari satu tahun,” katanya.

“Dan mereka mengatakan ada kemungkinan dunia akan mengalami penyebaran tersebut dalam waktu 10 sampai 15 tahun,” sambung Gates.

Tak hanya itu, Gates menyebut ancaman pandemi terbaru nantinya bakal lebih mematikan dari kasus wabah flu mematikan yang terjadi secara alami pada 1918 silam yang menewaskan antara 50 juta hingga 100 juta orang. Ia pun mengatakan teknologi modern saat ini dapat membantu mencegah terjadinya korban tewas dalam jumlah sangat besar.

Baca Juga:  Demokrat Raup Suara Diatas 466 Ribu, Ibas Kokoh 312 Ribu Lebih

“Kabar baiknya adalah dengan kemajuan di bidang bioteknologi, vaksin baru, dan obat-obatan dapat membantu mencegah epidemi menyebar di luar kendali,” kata dia sembari mengingatkan bahwa membutuhkan dana penelitian yang besar untuk pencegahan.

“Saya optimistis bahwa satu dekade dari sekarang, kita bisa jauh lebih siap untuk menghadapi epidemi mematikan jika kita mau untuk menyisihkan sebagian uang dari yang kita keluarkan untuk anggaran pertahanan dan sistem senjata baru untuk kesiapan mencegah epidemi,” tambah Gates. (ci/rsk)

Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 5