Puisi

Biji Salak – Puisi Abdul Wachid B.S.

Puisi Abdul Wachid B.S.
Biji

biji cinta yang dipatuk oleh burung itu terjatuh di sebuah taman
ketika kau aku saling pandang berlamalama
setelah pencarian bertahuntahun melewati lembah dan gurun
akhirnya kau aku kejatuhan lagi biji cinta itu

bertemu di sini, di sebuah taman lain
biji cinta itu lekaslekas mengubah dirinya menjadi sebatang pohon yang
disuburkan oleh musim hujan dan
nafas kau aku yang begitu gemuruh

ketika terik matahari pohon itu memberi kesejukan
ketika hujan setidaknya ia tidak menjadikan kau aku lapuk
dan ketika malam purnama ia memberi ruang kauaku untuk bercinta

tetapi ….. tetapi …..
kau aku lupa siapa pemilik taman ini?

Yogyakarta, 29 november 2013
Salak

seperti salak
berapa siung di dalamnya
kau aku tidak pernah menduga
berapa anggota keluarga berdesak

berapa anak kau aku
dan siapa yang dipanggil “ibu”
kau aku tidak mampu mengelak
ketika ada biji salak yang

dikawinkan oleh angin
tidak terduga rasa ingin
tahutahu angin bertiup
hingga jumlah buah genap terkatup

Purwokerto, 29 januari 2014

Abdul Wachid B.S.lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya(1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron(2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Related Posts

1 of 127