Ekonomi

Big Data Meningkat Dahsyat, CTI: Tak Lagi Bisa Dianalisa Tradisional

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur PT Computrade Technology International (CTI Group) Rachmat Gunawan mengungkapkan bahwa dahsyatnya pertumbuhan data di seluruh dunia, di mana sekitar 2,5 quintillion data digital tercipta per hari, bisnis tidak lagi mampu menganalisa data tersebut secara tradisional untuk memperoleh insight penting.

“Di sinilah kehadiran machine learning diperlukan untuk menganalisa data secara otomatis dan memprediksi masa depan untuk mendongkrak pemasukan,” kata Rachmat melaui siaran persnya baru-baru ini. Hal ini disampaikan untuk menjelaskan rencana CTI selaku penyedia solusi infrastruktur TI yang mengusung tema “Machine Learning: Capitalizing the Information of Everything to Drive Digital Business” pada CTI IT Infrastructure Summit, 8 Maret mendatang.

Menurut Rachmat, tema itu diangkat guna membantu organisasi mengolah data dan informasi menggunakan teknologi machine learning menjadi insight berharga demi pertumbuhan bisnis.

“Teknologi ini, semakin krusial dimana IDC mencatat 75 persen enterprise dan pengembang software akan menerapkan fungsi Machine Learning dengan tool analitik bisnis yang lengkap minimal dalam satu aplikasi perusahaan,” jelasnya.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

Rachmat menyampaikan, Machine Learning merupakan bagian dari ilmu Artificial Intelligence yang memungkinkan mesin atau sistem mempelajari data tanpa pemrograman dan mengambil keputusan sendiri.

“Teknologi ini, sudah ada sejak puluhan tahun lalu namun kembali menjadi perhatian berkat kemajuan infrastruktur TI seperti kemampuan computing yang semakin baik dan data storage yang semakin murah,” tuturnya.

Disamping itu, lanjut Rachmat, hal tersebut sudah marak dikenal melalui terobosan autonomous car, machine learning juga dimanfaatkan di dunia bisnis, seperti perbankan, healthcare, manufacturing, bahkan sport dan entertainment.

“Investasi dalam teknologi ini dapat membantu bisnis meningkatkan agility, membuka peluang pasar baru, memahami pelanggan lebih baik, mengurangi biaya operasional, bahkan memprediksi terjadinya penipuan dan equipment failure,” kata Rachmat.

Dalam pada itu, Gartner mencatat pada tahun 2018, lebih dari separuh perusahaan enterprise di dunia akan meningkatkan daya saing melalui implementasi advanced analytics dan algoritma yang nantinya mampu mendisrupsi seluruh industri.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 2