NUSANTARANEWS.CO – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengemukakan, kenaikan harga pangan masih menjadi salah satu pemicu inflasi di Tanah Air hingga saat ini.
“Oleh sebab itu, kunci pengendalian inflasi harus dilakukan dengan meningkatkan produksi dan memperbaiki jalur distribusi pangan,” kata dia, di Jakarta, Senin (10/10).
Menurutnya, hambatan yang dihadapi BI dalam mengendalikan inflasi adalah tidak memproduksi dan terkait langsung dengan komoditas pangan namun harus tetap melakukan pengendalian. “Karena itu, BI bersama pemerintah daerah membentuk dan mendampingi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), saat ini sudah ada pada 497 daerah,” ungkapnya.
Ia mengatakan, bersama TPID dilakukan pengendalian inflasi dengan mencari tahu kebutuhan pangan dan meningkatkan produksi jika selama ini stok masih kurang. Menurutnya, jika produksi pada satu daerah berlebih dan daerah di sekitarnya kurang maka dilakukan distribusi, kuncinya jalur distribusi harus baik.
Ia menyebutkan, dalam dua tahun terakhir inflasi cukup terkendali pada 2015 mencapai 3,3% dan pada 2016 diperkirakan di bawah 3,5%. Kemudian, untuk meningkatkan produksi pangan, BI juga membentuk klaster pengembangan produk pertanian dan melakukan pendampingan kepada petani agar menggunakan teknologi yang tepat.
Pada sisi lain, ia melihat pada negara-negara berkembang kenaikan harga pangan menjadi penyebab inflasi karena pendapatan masyarakat masih rendah karena sebagian besar digunakan untuk membeli kebutuhan pokok berupa pangan.
“Akibatnya ketika pangan naik, inflasi meningkatkan pada akhirnya yang miskin menjadi semakin susah,” pungkasnya. (Yudi/ant)