Lintas Nusa

Bertambah, Korban Meninggal Gempa Aceh Jadi 103 Jiwa

NUSANTARANEWS.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan penanganan terhadap korban bencana gempa Aceh. Rapat evaluasi terus digelar tiap harinya di masing-masing klaster nasional seperti klaster pengananan pengungsi, kesehatan, logistik, dan lainnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, BNPB menyebutkan hingga Kamis (15/12/2016), tercatat 103 korban meninggal dunia dalam gempa Aceh. Yaitu 96 orang di Pidie Jaya, 2 orang di Pidie, dan 5 orang di Bireuen.

“Tujuh korban belum dapat diidentifikasi karena korban bukan warga lokal yang berkunjung ke Pidie Jaya saat kejadian gempa dan tertimbun bangunan roboh,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Dari 103 korban meninggal dunia, 96 ahli waris telah menerima santunan duka cita dari Pemerintah sebesar Rp 15 juta per korban. Sedangkan untuk 7 korban gempa Aceh meninggal, yang saat ini masih dilakukan identifikasi akan diberikan santunan oleh Kementerian Sosial.

Baca Juga:  Tradisi Resik Makam: Masyarakat Sumenep Jaga Kebersihan dan Hikmah Spiritual Menyambut Ramadan

“Korban luka sebanyak 700 orang yaitu 168 luka berat dan 532 luka ringan. Santuan korban luka berat semuanya telah diberikan kepada korban luka berat. Pemerintah menggratiskan biaya pengobatan korban luka akibat gempa,” kata Sutopo.

Saat ini ada 40 pasien masih dirawat di selasar atau di luar RSUD Pidie Jaya karena bangunan RS rusak. Pasien juga merasa nyaman di luar karena takut adanya gempa susulan. Tenaga medis, obat-obatan, dan sarana medis mencukupi untuk merawat korban.

Bantuan Rumah Rusak

Pendataan rumah juga terus dilakukan secara cepat. Data sementara rumah rusak yang dilaporkan ke Posko Utama di Pidie Jaya terus bertambah. Kementerian PU dan Dinas PU bersama para ahli perguruan tinggi terus mendata tingkat kerusakan bangunan.

“Data rumah rusak sementara adalah 16.238 unit yaitu 2.536 rusak berat, 2.473 rusak sedang, dan 11.329 rusak ringan. Penetapan rumah rusak yang telah diverifikasi ditetapkan oleh Bupati,” jelas Sutopo.

Baca Juga:  Baksos 'Tarhib Ramadhan': Polda Jawa Timur dan LSM Gapura Bagi-bagi 500 Paket Sembako

Untuk mempercepat penyaluran bantuan perbaikan rumah rusak kepada masyarakat, Sutopo berujar, data rumah tidak perlu menunggu semuanya selesai. Tapi perhari di SK-kan Bupati kemudian BNPB menyalurkan bantuan Rp 40 juta perrumah rusak berat, dan Rp 20 juta perrumah rusak sedang-ringan.

“Ini adalah mekanisme yang baru dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam penanganan bencana. Sebelumnya menunggu semua verifikasi selesai baru di SK-kan dan disalurkan bantuan. Tapi saat ini sesuai arahan Presiden, dilakukan bertahap sesuai hasil verifikasi harian. Cara ini akan lebih cepat. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya mekanisme penetapan rumah rusak selalu memerlukan waktu lama karena jumlah rumah terus membengkak,” ungkap Sutopo.

Sementara itu, jumlah pengungsi menjadi 85.161 orang yaitu Pidie Jaya 82.122 orang, Pidie 1.295 orang, dan Bireuen 1.324 orang. Semua pengungsi di Bireuen menumpang pada kerabatnya.

“Sebagian besar pengungsi membangun tenda atau barak di sekitar lingkungan rumahnya. Meskipun rumahnya roboh atau rusak berat, umumnya pengungsi nyaman tinggal di tenda dekat rumahnya sambil mengawasi harta miliknya daripada ditempatkan di pengungsian,” ujar dia.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

Penyaluran bantuan dan logistik dinilai sudah mencukupi. Bantuan terus berdatangan. Penanganan berjalan dengan baik. Peran pemerintah, pemda, NGO, relawan, dan masyarakat sangat nyata membantu korban bencana gempa Aceh.

Presiden Joko Widodo terus memantau perkembangan penanganan tanggap darurat. Rencananya, Jokowi akan berkunjung kembali ke Pidie Jaya pada Kamis (15/12/2016) mengunjungi beberapa lokasi untuk bertemu langsung dengan rakyatnya dilokasi bencana. (Andika)

Related Posts

1 of 27