Bersama Masyarakat Basoka, Bupati Sumenep Ahmad Fauzi Panen Bawang Merah

Bersama masyarakat Basoka, Bupati Sumenep Ahmad Fauzi panen bawang merah
Bersama masyarakat Basoka, Bupati Sumenep Ahmad Fauzi panen bawang merah/Foto: Bupati Sumenep saat panin bawang merah di Desa Basoka Rubaru.

NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – Hadirnya Bupati beserta Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala BPS, dan jajaran Forkopimda pada panen bersama hanya untuk memastikan harga khusus bawang merah dapat berpihak pada petani.

“Sebenarnya kehadiran kami di tempat ini ingin memastikan apakah pasca panen awal ini petani bisa mendapatkan harga bawang merah terbaik,” tegas Bupati Sumenep itu. Rabu (2/3).

Tidak hanya itu, Orang nomer satu di Sumenep itu  menyampaikan bahwa setahun sebelumnya pemerintah Kabupaten Sumenep telah mendorong para petani dengan mengajukan program Upland khusus bawang merah ke Kementrian Pertanian RI.

Oleh karena itu, bawang merah yang telah dipanen ini sudah merupakan hasil program Upland antara Pemkab Sumenep dengan Kementrian RI, yakni International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Islamic Development Bank (IsDB).

“Hasilnya seperti disampaikan langsung oleh petani tadi harganya Rp 22-24 ribu. Artinya ini harga standar yang cukup baik. Tertinggi di kalangan petani,” ucap Achmad Fauzi.

Dengan demikian, menurut Bupati bahwa harga tersebut harus disyukuri  dengan harapan bahwa pada panen selanjutnya harga bawang merah tetap bisa stabil.

Walaupun dalam program Upland ini sebenarnya tidak dipastikan semua hasil panen bawang merah ini akan dijual di pasaran. Akan tetapi, sebagian akan diproduksi menjadi produk olahan.

“Nanti bawang merah yang kita panen ini akan dijadikan bawang olahan, seperti pasta bawang, bawang goreng dan produk olahan bawang lainnya,” kata Bupati.

Arif Firmanto selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sumenep, membenarkan bahwa bawang merah yang dipanen Bupati Achmad Fauzi bersama petani hari ini memang bantuan program Upland 2021.

Dalam keterangannya bahwa pihakny telah membantu bibit sebanyak 33 ton dengan luas tanam bawang merah varietas Rubaru itu sebanyak 52 hektare.

“Dari 52 hektare, hari ini sudah dipanen 43,76 hektare. Sisa yang belum panen seluas 8,24 hektar,” kata Arif Firmanto.

Maka dari itu, seluas 43,76 hektare yang sudah dipanen telah menghasilkan bawang merah sebanyak 425 ton atau sekitar 10 kali lipat daripada jumlah bantuan bibit yang ditanam petani.  Ucap Arif, bahwa jumlah itu masih hasil panen bawang merah di sawah sebelum bawangnya dikeringkan.

“Tanaman bawang 52 hektare ini ada yang kena serangan hama di daerah Basoka Tengah sekitar 5 hektare. Alhamdulillah ini masih di atas ambang kewajaran, artinya masih kategori berhasil karena yang rusak tidak sampai 10 persen,” ungkap Arif.

Masalah harga, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sumenep itu menyampaikan bahwa lebih baik dari tahun lalu. Tahun kemarin yang jelek Rp 6 ribu, sedangkan tahun ini Rp 12-13 ribu.

“Yang medium Rp 17-18 ribu, sedangkan yang super/bagus antara Rp 22-24 ribu. Itu harga di petani, kalau di pengecer atau pasaran sudah Rp 30 ribuan,” pungkas Arif. (mh)

Exit mobile version