Politik

Bersama KPU, Kopri PB PMII Serukan Perdamaian Pasca Pemilu 2019

kopri pb pmii, serukan perdamaian, pasca pemilu 2019
Lewat Talkshow, bersama KPU Kopri PB PMII serukan perdamaian Pasca Pemilu 2019, Hotel New Idola, Jumat (17/5). (Foto: Syam Sanggolo/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaKopri PB PMII menilai ada pergeseran pola pikir masyarakat pasca Pemilu 2019. Kopri memandang, perlu langkah strategis untuk meredam ketegangan pendukung Jokowi dan pendukung Prabowo.

“Jangan sampai terjadi perselisihan masyarakat khususnya perempuan, setelah dilaksanakan pemilu serentak kemarin, perlu adanya pendidikan untuk membangkitkan semangat dan spirit perempuan sehingga menumbuhkan kesadaran dan kedewasaan politinya,” Sekretaris Kopri PB PMII, Nurma Ningsih dalam Talkshow bertajuk Perempuan Sebagai Spirit Dalam Pendidikan Untuk Menjaga Perdamaian di Hotel New Idola, Jumat (17/5).

Selain Nurma, hadir pula narasumber Tenaga Ahli KPU RI, Muhtar Said dan aktivis Perempuan Bangsa PKB, Luluk Nur Hamidah.

Muhtar memandang, beragam problem tengah dihadapi bangsa Indonesia pasca pemilu serentak 17 April 2019. Salah satunya ialah serangan hoaks dan ujaran kebencian.

“Pemuda Indonesia harus mampu menciptakan gerakan perdamaian dengan cara yang santun sebagaimana kultur bangsa Indonesia, tidak perlu adanya people power yang jelas-jelas akan merugikan rakyat dan menciptakan citra buruk bangsa Indonesia di mata dunia,” kata Muhtar.

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

Dia menuturkan, pasca pemilu masyarakat disibukkan dengan serangan hoaks dan ujaran kebencian yang dialamatkan kepada Jokowi dan Prabowo di mana keduanya menjadi calon presiden di pilpres tahun ini. Kondisi ini, kata dia, sangat tidak baik karena membuat masyarakat terbelah dan terpecah.

Selain soal itu, Muhtar juga menyoroti kaum perempuan masih cenderung tersingkirkan dalam sektor politik kekuasaan. Identifikasi tersebut tampak pada absennya perempuan perempuan dari ranah publik mengenai kebijakan yang pro pada kebutuhan mereka, kecuali segelintir saja.

“Ini adalah momen yang tepat bagi Kopri PB PMII sebagai promotor gerakan damai, sebagai organisasi mahasiswi perempuan terbesar di Indonesia dalam mengaktualisasikan nilai-nilai pergerakan, medorong banyak perempuan di luar sana untuk melibatkan diri dalam misi perdamaian pasca pemilu,” paparnya.

Senada dengan Muhtar, Luluk Nur Hamidah juga menyayangkan tindakan orang-orang tidak bertanggung jawab yang memprovokasi melakukan demo atas hasil pemilu yang masih sedang dalam proses hitungan KPU RI, menyebarkan berita-berita bohong di sosial media hingga memicu perselisihan di dunia nyata.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

“Kegaduhan tidak lagi seputar perbedaan dukungan paslon semata, parahnya merambah dibarengi tindakan intoleransi pada perbedaan ras, suku dan agama. Rasa prihatin itu tertuangkan dalam menghimbau pada perempuan dalam menjaga misi perdamaian,” ujar Luluk.

Dia mengungkapkan, anggota dewan dari PKB ini optimis bahwa perempuan punya kemamuan komunikasi lobi dan mediasi yang mengedepankan prinsip perdamaian.

Usai Talkshow, sekumpulan pemuda dari berbagai kalangan dan latar belakang oraganisasi bersepakat melakukan deklarasi damai.

1. Kami generasi muda Indonesia mengajak masyarakat untuk tetap tenang, sabar, dan tidak terprovokasi di tengah kondisi politik saat ini.

2. Kami generasi muda Indonesia menyerahkan dan percaya sepenuhnya penyelenggaraan Pemilu 2019 kepada KPU.

3. Kami generasi muda Indonesia sepakat untuk menciptakan situasi yang kondusif demi terwujudnya Indonesia yang damai, sopan, bermatabat, dan demokratis.

(sym/sgl)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051