Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch
BERGURU PADA DESA
Menyapa pagi dengan kecipak katak dan cangkul petani
Hari ini bait puisi terakhirku hanyalah nyeri
Desa mengajakku bertapa
Merawat sisa-sisa doaku di zaman nestapa
Saat domba-domba diadu dengan ringkik dan tawa
Ketika cangkul petani digilas roda traktor karena dianggap kotor
Manakala sawah-ladang digelontor pupuk kimia dan pestisida
Hari ini sebutir padi kujadikan bait puisi
Sebutir jagung kuajak bersenandung
Sebab cinta yang tak lagi bersahaja
Hanya membuahkan senyum pahit pada ujungnya
Dengan mengucap salam dan doa
Hari ini kupahat prasasti di hati para petani
Kuukir mantra di desa-desa
Sebab kemarau panjang di kota-kota
Dan keserakahan menjadi banjir bandang tak henti-hentinya
Adalah fatwa alam dan laku manusia yang hadir menjadi guru
Sebab desa telah mengajarkan segalanya
Hari ini telah kutulis dalam kamus kemanusiaanku
Bahwa desa tidak sebodoh yang kalian sangka
Serakus-rakus tikus di meja makan kekuasaan
Pada akhirnya akan kelaparan juga
Saat beras dan garam tak lagi berdaulat
Manakala hukum hanya topeng bermuka dua dan keadilan hanya tonil sandiwara
Desa adalah senandung seruling dan tari rebana
Desa akan mengepung kota dengan ilham rindu dan makrifat cinta
(Renungan Hari Konservasi 2017)
Baca puisi-puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch di rubrik Puisi (Indonesia Mutakhir).
*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll. (Selengkapnya)
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com.