Beras Basmati Asli Indonesia Siap Diluncurkan Pertengahan Februari

Beras Basmati Asli Indonesia. (FOTO: Istimewa)
Beras Basmati Asli Indonesia. (FOTO: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Pertanian berencana meluncurkan varietas beras basmati asli Indonesia pertengahan Februari 2019. Awalnya, beras basmati dikenal sebagai beras aromatik asal India dengan tekstur khas dan hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) kini berhasil menciptakan varietas beras basmati yang dapat ditanam di dataran rendah, tanpa menghilangkan ciri khas ukuran beras basmati yang lebih panjang dibandingkan beras pada umumnya.

“Penemuan varietas basmati asli Indonesia ini adalah sesuatu yang spesial dan unik, serta memiliki potensi ekspor yang besar. Ini semakin membuktikan beras kita sangat layak ekspor,” ungkap Syukur Iwantoro, dilkutip dari laman resmi Kementan, Sabtu (19/1/2019).

Bahkan, kata dia, bila dibandingkan beras basmati asal negara aslinya, produktivitas varietas yang dihasilkan oleh BB Padi ini jauh lebih tinggi. Produktivitas varietas basmati BB Padi mencapai 8,2 ton per hektare, sementara varietas basmati asli hanya sekitar 5,6 ton per hektare. “Dengan spesifikasi ini, kita bisa melampaui produksi basmati di India,” ucap Syukur.

Kepala BB Padi Priatna Sasmita pernah menyampaikan bahwa pengembangan varietas basmati di Indonesia ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 tahun. Ketika awalnya benih dibawa langsung dari Pakistan dan diujicoba di kebun percobaan BB Padi, benih tersebut tidak bisa dibudidayakan karena tidak adaptif dengan lahan di Indonesia.

“Beruntung kita memiliki pemulia tanaman yang tidak hanya pintar dan ulet, tapi juga memiliki kesabaran sehingga akhirnya kita bisa memiliki beragam varietas yang bisa ditanam di berbagai kondisi lahan,” puji Syukur.

Varietas yang akan dinamai BAROMA atau Beras Basmati Aromatik, disebut Syukur, sudah menarik minat para investor, termasuk dari kawasan Timur Tengah. “Investor sudah sangat siap untuk menanamkan modal. Timur Tengah permintaannya unlimited. Pemerintah provinsi Kalimantan Tengah juga sudah menyiapkan lahan sekitar 300.000 hektare yang bisa ditanami varietas benih unggul padi kita,” terang Syukur.

Selain beras basmati, BB Padi pada waktu yang sama juga akan meluncurkan sejumlah varietas baru untuk beras jenis khusus lainnya, yaitu beras hitam dan beras merah aromatik.

Sebelumnya, BB Padi berhasil mengembangkan beras japonika, yaitu beras khas asal Jepang yang biasa digunakan untuk makanan sushi. Varietas yang dinamai Tarabas itu tidak hanya menggantikan beras impor asal Jepang di restoran Jepang dan Korea yang ada di Indonesia, tapi juga sudah mulai diekspor untuk mengisi pasar luar negeri.

“Sepanjang tahun 2018, kita sudah mengekspor beras TARABAS sebanyak 3.100 ton. Tahun 2019 ini kita mentargetkan kenaikan 40%,” terang Syukur.

BB Padi selama ini menjadi andalan Kementan sebagai lembaga riset di bidang pengembangan varietas padi. Menurut Priatna, BB Padi hadir untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan dalam budidaya padi. BB Padi juga telah diakui oleh lembaga internasional IRRI (International Rice Research Institute). “BB Padi menghasilkan varietas unggul baru (VUB) baik untuk spesifik lokasi dengan hasil tinggi maupun antisipasi global warming,” jelasnya.

Pewarta: Eddy Santry
Editor: M. Yahya Suprabana

Exit mobile version