Kesehatan

Benarkah Tinggal di Desa dan Pegunungan Lebih Sehat?

Benarkah Tinggal di Desa dan Pegunungan Lebih Sehat-
Ilustrasi desa di pegunungan

NUSANTARANEWS.CO – Kita cenderung berpikir bahwa hidup di kota lebih tidak sehat dibandingkan di desa. Apakah benar demikian? Kebanyakan dari kita juga pasti mengira bahwa pindah dari kota ke desa akan membuat hidup lebih bahagia, dan bahkan lebih sehat. Namun, hasil penelitian tidak sepenuhnya sejalan dengan pemikiran tersebut.

“Yang berusaha kami lakukan adalah mendapatkan bukti apakah kondisi lingkungan memengaruhi kesehatan dan kebahagiaan seseorang,” kata Mathew White, seorang psikolog lingkungan dari Universitas Exeter.

White dan peneliti lainnya menemukan bahwa ternyata banyak faktor penentu lingkungan mempengaruhi kondisi seseorang. Di antaranya adalah latar belakang kehidupan orang tersebut, kualitas dan lamanya paparan, serta apa saja aktivitas yang dilakukan.

Secara umum, ruang terbuka hijau menguntungkan bagi kita. Tinggal di dekat taman yang dipenuhi pepohonan akan membuat kita hidup dengan polusi udara minim.

Lama waktu berada di alam juga berkaitan dengan tingkat stres. Ketika kita jalan-jalan di alam terbuka, maka tekanan darah kita akan cenderung menurun. Tubuh juga akan memproduksi sel-sel pembunuh yang bertugas membunuh berbagai penyakit seperti kanker dan virus.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Lantik 114 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Pemkab Nunukan

Para peneliti masih mencari tahu alasannya. Ada sejumlah hipotesa. “Dari sudut pandang evolusi, kita melihat alam sebagai kunci utama bertahan hidup. Alam adalah tempat kita tinggal, jadi kita senang berada di alam.”

Meskipun kita kerap mengaitkan kota dengan polusi, kriminalitas dan stres, tetapi desa juga punya masalahnya sendiri. Sebut saja penyakit-penyakit yang dibawa oleh serangga.

Tidak hanya itu, desa juga sering menerima imbas dari berbagai hal yang dilakukan kota. Di India, sebanyak 1,1 juta orang tewas karena polusi udara pada tahun 2015. Dan 75% korbannya adalah orang yang tinggal di desa. Pasalnya, udara terbawa mengalir ke desa.

Lalu bagaimana dengan ide tinggal di pegunungan? Memang, partikel polusi lebih rendah konsentrasinya di tempat yang lebih tinggi. Namun, pindah tinggal ke tempat yang lebih tinggi dari polusi, punya masalahnya sendiri.

Meskipun mereka yang tinggal di ketinggian lebih tinggi dari 2.500 meter, punya peluang yang lebih kecil untuk terkena penyakit jantung, stroke dan kanker, mereka berpotensi lebih besar untuk menderita penyakit paru-paru kronis dan inspeksi saluran pernafasan.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Tinggal di pegunungan tinggi juga punya masalahnya sendirI. Karena itu, lebih baik untuk hidup di ketinggian sedang, yaitu sekitar 1.500 sampai 2.500 meter di atas permukaan laut. (Aya)

Related Posts

1 of 3,054