Mancanegara

Beli Alutsista Produk Rusia, Turki Terancam Disanksi Amerika Serikat

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah laporan terbaru keluar dari Turkish Heritage Organization yang menyebutkan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi sekunder terhadap Turki lantaran Ankara membeli sistem rudal pertahanan udara S-400 produk Rusia.

Melansir Sputnik, Selasa (30/1/2018), ada kekhawatiran bahwa kesepakatan Turki-Rusia dalam pembelian S-400 dapat memicu sanksi AS di tahun 2018 ini jika mengacu pada Undang-undang Amerika Serikat (CAATSA) yang diteken pada Agustus 2017 silam.

Seperti diketahui, Desember 2017 lalu Turki dan Rusia menandatangani sebuah perjanjian pinjaman mengenai pasokan sistem rudal pertahanan udara S-400.

Keputusan Ankara ini memang cukup berisiko karena selama ini Turki di bawah komando NATO. Jelas di sini ada aroma politik di balik pembelian S-400 tersebut. Banyak kalangan menganggap bahwa penjualan sistem rudal S-400 Rusia ke Turki adalah sebagai permainan kedua negara untuk mempengaruhi perimbangan kekuatan regional dan global. Sebagai informasi sistem rudal S-400 dengan sandi NATO SA-21, memang memiliki daya jangkau lebih jauh dibandingkan sistem rudal MIM-104 Patriot milik NATO.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Keputusan Turki kemudian mendapat kecaman NATO. Dan kini dibayang-bayangi sanksi oleh AS. NATO cemas kalau-kalau Turki dan Rusia memainkan peran sentralnya di kawasan regional yang bisa menghambat laju pergerakan NATO.

Selain itu, kekhawatiran lain AS adalah terkait rencana Moskow dan Ankara yang mempererat jalinan kerja sama soal aliran pipa gas Turki, dan ini akan semakin meningkatkan ketergantungan Turki kepada Rusia dalam kebutuhan energi. Ini juga menjadi pertimbangan Washington untuk menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.

“Pada tahun 2017, lebih dari 50 persen impor gas alam Turki berasal dari Rusia. Meskipun keinginan Turki untuk melepaskan diri dari energi Rusia, kemajuan pada pipa nasional Turk-Stream akan melakukan hal yang sebaliknya pada tahun 2018 dan bahkan dapat memicu sanksi AS,” tulis laporan tersebut.

Terbaru, ketegangan Turki-AS semakin menjadi-jadi setelah Pentagon memutuskan untuk terus melindungi YPG Kurdi di sebelah timur Sungai Efrat, Suriah. Padalah, militan YPG Kurdi kini tengah menjadi bidikan utama militer Turki dalam Operasi Branch Olive di Afrin dan Manbij, Suriah. (red)

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

No Content Available