EkonomiPeristiwa

Bekasi Jadi Lokasi Penerapan Teknologi Aspal Plastik

NUSANTARANEWS.CO, Bekasi –  Presiden Joko Widodo  pada  saat  pertemuan  G-20  telah  menyampaikan komitmen  Indonesia untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen hingga tahun  2025. Upaya  yang  dilakukan  salah  satunya  dengan  memanfaatkan  potensi  limbah  plastik untuk aspal pengerasan jalan.

Menteri  Koordinator  Bidang  Kemaritiman  Luhut  Binsar  Pandjaitan  dan  Menteri  PUPR Basuki  Hadimuljono  melakukan  tinjauan  lapangan  penerapan  Teknologi  Campuran  Beraspal Menggunakan Limbah Plastik  hasil Balitbang PUPR di Jalan Sultan Agung,  Bekasi, Sabtu (16/9/2017).

Teknologi  ini  diujicoba  di  jalan  lingkungan  Universitas  Udayana  Bali sepanjang  kurang lebih 700 meter  pada  18-29  Juli  2017. Setelah  ujicoba yang sukses di Bali,  Bekasi adalah  lokasi  penerapan untuk jalan nasional yang pertama. Kriterianya sudah masuk dalam spesifikasi bina marga. Penerapan serupa nantinya akan  digelar  di  Jakarta,  Surabaya, dan Makassar.

Penelitian mengenai pemanfaatan limbah plastik  untuk bahan campuran aspal sudah dimulai sejak  2008 dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR dan inisiasi dari  Kemenko Kemaritiman, penelitian  ini  dilanjutkan  kembali pada awal tahun 2017.  Referensi penelitian serupa sudah dilakukan di India.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

Berdasarkan hasil kajian di laboratorium tahun 2017, campuran beraspal panas dengan bahan  tambah limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas Marshall 40 persen dan lebih tahan terhadap deformasi dan retak lelah pada kadar limbah plastik tertentu dibandingkan dengan campuran beraspal panas standar.

Penanganan limbah  plastik  menjadi  salah  satu  upaya untuk  mengantisipasi pemanasan global. Terutama jenis plastik yang nondegradable (tidak bisa terurai) atau plastik yang memiliki waktu urai cukup lama. Jenis limbah itu akan mempengaruhi  keseimbangan lingkungan dapat mengakibatkan banjir karena tersumbatnya saluran air.

Manfaatan limbah plastik sebagai bahan tambah pada campuran beraspal panas adalah sebagai  salah satu solusi bagi permasalahan limbah plastik  yang merupakan wujud dari kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini seiring dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 tercatat Indonesia akan membangun 2.600 km jalan nasional, 1000 km jalan tol dan pekerjaan pemeliharaan di semua wilayah dengan kebutuhan aspal sekitar 1,5 juta ton/tahun.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

“Roughly 1 km jalan membutuhkan 2.5 sampai dengan 5 ton limbah plastik, tergantung lebar dan ketebalan jalan,” ujar Luhut melalui keterangan tertulis dari Humas Kemenko Maritim di Jakarta, Sabtu (16/9/2017).

Menko Maritim Luhut Pandjaitan menyatakan bangga dengan hasil karya anak bangsa dalam penelitian pemanfaatan sampah plastik sebagai campuran aspal jalan, “Saya apresiasi Kemenko PUPR, Bapak Basuki, atas kerja bersama ini.”

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengingatkan, masih dibutuhkan banyak mesin pencacah plastik untuk proyek aspal plastik ini. Untuk masalah mesin pencacah plastik ini, Kementerian Perindustrian menyatakan siap mendukung.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Romandhon

Related Posts