Lintas Nusa

Begini Cara Warga Ponorogo Atasi Trauma Bencana Longsor

NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Bencana alam yang cukup besar di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur beberapa bulan silam, tepatnya 1 April 2017 masih membuat trauma sebagian besar para korban. Kebanyakan para korban masih tampak bersedih atas musibah tersebut.

Karenanya Forum Desa Sukosari (FDS) Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo bersama Karang Taruna Suko Taruno, Pemerintah Desa Sukosari, Mustika Musik, Seni Kebo Ndhanu, Reog Singo Budoyo melakukan gerakan Sukosari Peduli. Salah satu cara yang dilakukan oleh elemen Desa Sukosari untuk meringankan beban pendiritaan para korban bencana alam longsor Desa Banaran mengadakan doa’ bersama sekaligus penyerahan bantuan meja, kursi dan tempat tidur bagi para korban.

Kegiatan yang dikemas dalam “Buceng Doa Tanah Banaran” dipusatkan di Klompleks Balai Desa Banaran, Minggu (7/1/2018) pagi hingga siang. “Kegiatan ini adalah sebuah ritual keselamatan dan terapi psikologis masyarakat Desa Banaran pasca bencana tanah longsor yang tersaji dalam balutan gerakan Budaya,” ujar Sayid Ashari selaku Ketua FDS.

Baca Juga:  Bupati Paparkan Program Prioritas Saat Safari Ramadhan di Sebatik

Sayid berharap kegiatan positif tersebut bisa memberi manfaat bagi para korban serta masyarakat Desa Banaran. “Semoga kegiatan ‘Buceng Doa Tanah Banaran’ oleh Elemen Desa Sukosari ini bermanfaat walau dilaksanakan setelah bencana longsor beberapa waktu silam,” jelasnya.

Lebih lanjut Sayid menerangkan pihaknya sengaja memberikan bantuan meja, kursi dan tempat tidur karena setelah di cek ke rumah warga korban longsor yang dibangun oleh Pemerintah belum ada peralatan (meja, kursi dan tempat tidur).

Pihaknya juga memaparkan ada 14 Komunitas Generasi Muda dari 6 Dukuh Desa Sukosari ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. “Inisiasi kegiatan ini dari FDS didukung oleh Karang Taruna Suko Taruno, Pemerintah Desa Sukosari, Mustika Musik, Seni Kebo Ndhanu, Reyog Singo Budoyo serta masyarakat Desa Sukosari,” tandasnya.

Adapun agenda yang dilaksanakan antara lain adalah arak-arakan seluruh Komunitas Desa Sukosari, Kecamatan Babadan menuju Desa Banaran Pulung. “Kemudian Ritual Buceng Keselamatan di Kompleks Balai Desa Banaran,” tambahnya.

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

Selain itu adalah penyerehan Bantuan 40 set Kursi dan Meja dari masyarakat Desa Sukosari kepada masyarakat Banaran. “Kemudian ritual terapi psikologis, melalui pertunjukan Kesenian Kebo Ndanu yaitu Kesenian Asli Desa Sukosari,” terangnya.

Melalui kesenian Kebo Ndhanu diharapkan trauma korban bencana longsor Desa Banaran bisa dikurangi dan bahkan bisa hilang. “Semoga penampilan kesenian Kebo Ndhanu bisa menjadi obat trauma musibah longsor Banaran kemarin,” imbuhnya.

Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada seluruh elemen dan masyarakat se-Desa Sukosari serta semua pihak yang mendukung kegiatan tersebut. “Semoga apa yang kami adakan hari ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Desa Banaran, khususnya korban tanah longsor,” pungkasnya.

Sementara itu Kades Sukosari, Yusron menyampaikan melalui kegiatan Sukosari Peduli Bencana Longsor Banaran bisa mempererat tali silaturahmi warga Desa Sukosari dan Desa Banaran. “Semoga bisa menambah persaudaraan dan mari kita sama-sama bangkit dari bencana ini, semoga seluruh keluarga korban sabar dan tetap semangat,” harap Yusron.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Dalam kesempatan itu Kades Banaran, Sarnu menyampaikan terimakasih atas semua bantuan dalam bentuk apapun bagi warga korban bencana longsor Desa Banaran. “Semoga bantuan bermanfaat bagi warga kami dan menjadi amal baik seluruh warga Desa Sukosari,” tutur Sarnu.

Kegiatan selain dihadiri oleh warga Desa serta Kepala Desa maupun Perangkat Desa Banaran dan Sukosari juga dihadiri oleh jajaran Polsek Pulung dan Koramil Pulung. (Muh Nurcholis)

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 5