Batalkan Syukuran di Masjid Istiqlal, Prabowo Hormati Perayaan Paskah Umat Kristiani di Gereja Katedral

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral simbol toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia. (Foto: Istimewa)
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral simbol toleransi dan kerukunan beragama di Indonesia. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Batalkan Syukuran di Masjid Istiqlal, Prabowo Hormati Perayaan Paskah Umat Kristiani di Gereja Katedral.

Calon Presiden, Prabowo Subianto shalat Jumat di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sementara wakilnya, Sandiaga Uno, shalat Jumat di Masjid At-Taqwa.

Selain itu, usai shalat Jumat, Prabowo dan Sandiaga Uno juga menggelar doa dan dzikir atau syukuran menyambut kemenangan di Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Awalnya, Prabowo berencana shalat di Jumat dan syukuran di Masjid Istiqlal dan Monas. Namun, lokasi dipindahkan untuk menghormati Hari Raya Paskah.

Seperti diketahui, lokasi Masjid Istiqlal dan Monas berdekatan dengan Gereja Katedral yang sering dijadikan pusat perayaan keagamaan umat Kristiani.

Menghormati umat Kristiani yang merayakan Hari Paskah adalah alasan utama mengapa shalat Jumat dan syukuran Prabowo dipindahkan ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta.

Seperti ditegaskan Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Slamet Maarif, demi menghormati kekhusyukan umat Kristiani, lokasi syukuran dipindahkan. “Kami pindah agar tetap toleransi dan ibadah mereka tidak terganggu,” ujar dia kepada wartawan.

Slamet menuturkan, pihaknya tidak ingin ibadah umat Kristiani di Gereja Katedral terganggu. Tentu saja, ini menjadi sebuah ide dan alasan yang sangat baik dari Prabowo dan para pendukungnya.

Diketahui, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral berdiri secara berdampingan. Bahkan, dalam waktu yang lama, kedua bangunan itu telah menjadi ikon wujud toleransi keberagamaan di Indonesia.

Sehingga tak heran, pihak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral saling meminjamkan halaman parkir ketika berlangsungnya kegiatan ibadah masing-masing. Bahkan, ini sudah menjadi kebiasaan dua tempat peribadatan tersebut.

Masjid Istiqlal akan membuka pintunya bagi umat Kristiani yang mengikuti kegiatan ibadah untuk memarkirkan kendaraan mereka di halaman Masjid. Begitu juga sebaliknya, Gereja Katedral pun membuka pintu bagi Muslim yang hendak merayakan hari raya keagamaan untuk memarkirkan kendaraan mereka di halaman parkir gereja.

Sekali lagi, jarak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral sangat dekat. Lokasinya hanya berseberangan. Sejak dua tempat peribadatan itu berdiri berdampingan, nuansa toleransi dan kerukunan antarumat beragama terasa kental.

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral dinilai oleh penduduk Jakarta sebagai lambang keharmonisan antar umat beragama dan mengajarkan toleransi. Sehingga, tepatlah kiranya Prabowo dan para relawannya tetap menjaga toleransi dan kerukunan yang telah terbangun itu dengan membatalkan acara doa dan syukuran di Masjid Istiqlal dan Monas pada Jumat (19/4/2019). Sebab, di hari yang sama umat Kristiani tengah merayakan Hari Jumat Agung dan Paskah.

(eda)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version