NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, mengatakan menyampaikan temuan survei terbarunya bahwa kendati paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul, namun basis kuatnya berada di bawah angka 50 persen.
Data tersebut dipaparkan dalam rilis terbaru lembaga survei Indikator Politik Indonesia terkait basis kuat pendukung kedua pasangan calon peserta Pilpres 2019.
Baca Juga:
Burhanudin menyebutkan dari survei itu pihaknya membagi ke dalam empat golongan yakni basis kuat pendukung paslon 01, basis kuat pendukung paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, swing voters, dan undecided voters.
“Diantara basis pendukung paslon 01 yang sudah relatif stabil sekitar 46,6 persen sementara basis kuat paslon 02 sekitar 29,2 persen,” kata Burhan di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (3/4/2019).
Disampaikan Burhanudin, merujuk pada hasil survei itu meski Jokowi-Ma’ruf memiliki basis pendukung kuat lebih tinggi, ia menilai masih terbuka kemungkinan setelah hari pemungutan suara, 17 April 2019, keadaan bisa berbalik.
Hal ini terjadi lantaran jumlah swings voters dan undecided voters di antara kedua paslon ini masih tinggi yakni sekitar 16,9 persen untuk swing voters dan 7,2 persen untuk undecided voters.
Selain itu, lanjutnya, jumlah basis kuat pendukung paslon 01 yang berada di bawah 50 persen pun bisa mengakibatkan terbaliknya keadaan. “Basis kuat paslon 01 baru sekitar 46-47 persen, ini berarti masih besar kemungkinan paslon 02 berbalik pada Pemilu 17 April mendatang,” kata dia.
Sementara itu, sambungnya, untuk kubu Prabowo-Sandi meski mengalami kenaikan namun tak cukup kuat. “Pak Prabowo naik dari 30 persen di bulan Oktober menjadi 35 persen di bulan Desember akhir Maret 37,4 persen. Ada tren kenaikan buat Pak Prabowo-Sandi tapi kenaikannya tidak cukup,” kata dia.
Burhan juga menjelaskan beberapa indikator penilaian dan pertanyaan yang diberikan kepada sampel survei seperti misalnya terkait kinerja Jokowi, keyakinan atas kemampuan Jokowi untuk memimpin, kondisi ekonomi nasional dibanding tahun lalu, kondisi ekonomi sekarang, kondisi politik nasional, soal penegakan hukum nasional.
Temuan dari pertanyaan-pertanyaan itu yakni persepsi publik atas kondisi ekonomi, politik dan penegakan hukum menunjukan pola yang relatif stabil, ada kecenderungan semakin positif tapi tidak banyak berubah.
“Konsisten dengan evaluasi atas kinerja Jokowi sebagai presiden yang juga stabil, begitu juga tingkat keyakinan terhadap Jokowi dapat memimpin Indonesia ke depan,” kata Burhan.
Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka di lapangan pada periode 22-29 Maret 2019. Populasi Survei pun diambil dari seluruh wilayah di Indonesia dengan rentang usia mulai dari 17 tahun.
Populasi diambil dengan cara random atau multistage random sampling sebanyak 1220 responden. Dengan margin of error sebanyak kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan hasil survei sebesar 95 persen. (mys/nn)
Editor: Achmad S.