NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa waktu lalu, ada salah satu perwakilan masyarakat berusaha melaporkan dugaan tindak pidana Telkom karena telah dianggap merugikan konsumen (nasabah). Ini menyusul sejumlah layanan perbankan dan televisi terganggu secara nasional akibat satelit Telkom 1 mengalami gangguan selama berhari-hari.
Sampai batas recovery system yang dijanjikan Telkom, layanan transaksi perbankan melalui ATM secara nasional belum sepenuhnya optimal. Diduga Telkom sengaja memperlambat serta menutupi apa yang sebenarnya tengah terjadi pada satelit Telkom 1. Bahkan atasnama pelayanan, Telkom telah berani melakukan migrasi data pelanggan sebesar 4,2 juta dari 17 juta secara ilegal.
Dirut PT Telkom Alex Sinaga (30/8/2017) menegaskan bahwa satelit Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali. Karena itu Lockheed Martin, kata Alex merekomendasikan agar dilakukan proses shut down untuk Satelit Telkom 1.
Namun, berdasarkan hasil penelusuran tim investigasi Nusantaranews menemukan bahwa adanya gangguan di Telkom sebenarnya terkait erat dengan perombakan billing system pada Telkom itu sendiri. Dimana billing system ini erat kaitannya dengan Orange & Sofrecom.
Apa dan siapakah Orange & Sofrecom? Orange & Sofrecom merupakan perusahaan BUMN IT terbesar di Eropa yang berasal dari Perancis. Perusahaan ini banyak bekerjasama dengan hampir sebagian besar perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Eropa, Afrika hingga Asia.
“Bahkan Israel sendiri pernah bekerjasama dengan mereka,” ujar Direktur Eksekutif Indonesian Club, Gigih Guntoro, Senin (11/9/2017).
Gigih mengatakan, Orange & Sofrecom sendiri sudah bekerjasama dengan pemerintah Indonesia sejak lama. Tercatat perusahaan itu telah bekerjasama dengan PT. Telkom kurang lebih 42 tahun. “Waktu yang terhitung tidak sebentar,” sambungya.
Kerjasama yang dilakukan saat itu, menurut penelusuran dari Indonesian Club adalah dalam bentuk Goverment to Goverment. Pada awalnya kedua perusahaan ini bekerja sama untuk membangun sebuah perusahaan telekomunikasi yang selanjutnya berkembang pada sistem IT hingga saat ini.
Orange yang merupakan perusahaan Perancis memiliki kemampuan membuat software untuk IT. Salah satunya adalah billing system yang saat ini digunakan oleh PT. Telkom. “Diduga kontrak yang telah usai beberapa waktu lalu menjadi klaim PT. Telkom untuk beralih kepada perusahaan selain Orange & Sofrecom,” kata Gigih.
“Kita mundur sedikit, pada masa pemerintahan pasca Reformasi, salah satu perusahaan terbesar di Amerika pun tertarik untuk menggantikan Orange dalam billing System-nya. Pada akhir kata, mereka belum mampu melampaui kekuatan sistem yang dimiliki oleh Orange & Sofrecom,” ungakpanya.
Kemudian beberapa waktu lalu, lanjut dia, kembali beberapa negara mencoba menggantikan perusahaan IT raksasa Eropa ini. Mereka pun sama dengan yang pertama, kandas. Hingga terakhir ada perusahaan dari Jepang yang diduga mengklaim bisa mengambil alih sistem ini karena kontrak PT. Telkom dengan Orange & Sofrecom telah habis beberapa tahun belakangan.
Pewarta/Editor: Romandhon