Berita UtamaKesehatanLintas NusaTerbaru

Banyak Ternak Mati Korban PMK, Sahat: Peternak di Jatim Harus Dapat Stimulus Ringankan Beban Ekonomi

Banyak ternak mati korban PMK, Sahat: Peternak di Jatim harus dapat stimulus ringankan beban ekonomi.
Banyak ternak mati korban PMK, Sahat: Peternak di Jatim harus dapat stimulus ringankan beban ekonomi.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Wakil ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak mengatakan pihaknya berharap agar peternak di Jawa Timur yang ternaknya terkena PMK yang sedang mewabah saat ini untuk mendapatkan stimulus untuk meringan beban para peternak tersebut.

Politisi Partai Golkar ini mengatakan diakui olehnya kalau saat ini di APBD Jawa Timur ada dana cadangan yang tentunya bisa digunakan mensupport para peternak yang terdampak PMK tersebut.

”DPRD Jawa Timur mendukung penuh adanya pemberian stimulus-stimulus untuk meringankan beban ekonomi peternak sapi yang terkena dampak dari PMK tersebut,”jelasnya di Surabaya, Kamis (23/6).

Soal penanganan PMK di Jawa Timur, Sahat mengatakan  pihaknya memohon agar Pemprov untuk terus melakukan upaya ke pemerintah pusat untuk pemberian vaksin untuk ternak di Jawa Timur.

“Saya ambil contoh di Ponorogo ada ratusan sapi mati akibat PMK. Bahkan, pemda setempat kewalahan menyiapkan pemakaman massal untuk ternak sapi yang terserang PMK. Kalau tidak ditangani dengan baik, tentunya rawan akan muncul persoalan lain dikemudian hari. Oleh sebab itu harus secepatnya ditangani PMK ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Tutup MTQ ke XIX Tingkat Kabupaten

Sahat Tua Simanjuntak mengatakan pihaknya memohon dengan sangat ke pemerintah pusat permasalahan serius soal PMK di Jawa Timur sekarang ini.” Secara SDM (Sumber Daya Manusia), Jawa Timur kekurangan untuk tenaga kesehatan hewan. Ini dialami seluruh kabupaten se Jawa Timur,” jelasnya.

Dengan fakta tersebut, sambung Sahat, vaksin ternak untuk PMK tersebut harus secepatnya diturunkan di Jawa Timur. “ Kalau tidak secepatnya diturunkan terlebih saat ini jelang Idul Adha, maka persoalan PMK ini bisa lebih luas dan akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat, terutama peternak di Jawa Timur,” jelasnya.

Untuk satgassus PMK di Jawa Timur, kata Sahat, untuk sesering mungkin melakukan koordinasi dengan tidak mengandalkan laporan elektronik tetapi real time atau secara fisik  dengan koordinasi dengan TNI-Polri untuk melihat langsung kondisi sapi-sapi di lapangan dan penanganannya bisa dilakukan sama dengan penanganan dengan Covid-19 yang berhasil ditekan oleh Pemprov Jawa Timur. (setya)

Related Posts

No Content Available