Banjir Genangi 948 Rumah di Nunukan

Banjir genangi 948 rumah di Nunukan.
Banjir genangi 948 rumah di Nunukan/Foto: Aparat dari TNI – Polri sedang memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir di Sembakung.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Banjir genangi 948 rumah di Nunukan. Sebanyak 19 Kecamatan dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara saat ini tergenang air.

Kesembilan belas Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Sebuku, Kecamatan Tulin Onsoi, Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung Atulai, Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan, Lumbis Ogong, Krayan Induk, Krayan Selatan.

“Kita mendapat laporan mulai dua tiga hari ini ada banjir yang melanda Sembilan kecamatan dengan ketinggian bervariasi, ada yang setinggi mata kaki sampai pinggang orang dewasa,” ujar Kepala Sub Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kedalog) pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Hasanuddin, Kamis (27/5).

Lebih lanjut Hasanuddin mengungkapkan, ketinggian air saat ini mencapai 2,1 meter hingga 4 meter yang mengakibatkan sedikitnya 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

Menurut Hasan wilayah yang tergenang cukup parah adalah Kecamatan Sembakung. Di Kecamatan tersebut,  saat ini tercatat 440 kepala keluarga dengan sekitar 1.500 jiwa yang terdampak.

Saat ini petugas BPBD Nunukan, ungkap Hasanuddin terus memantau dan menerjunkan personel ke wilayah yang mengalami dampak terparah.

“Stok logistik juga disiapkan termasuk bila nanti terjadi langkah evakuasi,” ungkapnya.

Terkait banjir kiriman dari Malaysia yang menggenangi wilayah Sembakung dan sekitarnya, Tokoh Perbatasan, Ilham Zain menuturkan bahwa banjir tersebut sering terjadi setiap tahunnya. Untuk itu ia meminta agar pemerintah tidak menganggap banjir tersebut sama seperti bencana banjir di daerah lainnya.

“Memang benar air yang menggenangi pemukiman tersebut karena meluapnya Sungai Sembakung. Namun meluapnya sungai itu karena tak mampu menampung banjir kiriman dari hulu yang merupakan anak-anak sungai di Sabah-Malaysia,” tuturnya

Dengan adanya kejadian tersebut, Ilham Zain menilai adalah hal yang pantas apabila Pemerintah membicarakan hal ini dengan Pemerintah Sabah. Memang menurutnya, semua pihak tak boleh menyalahkan terjadinya bencana, namun ia mengingatkan tak ada akibat tanpa adanya sebab.

“Sungai-sungai di Malaysia mengalami banjir karena hutan disana telah dibabat menjadi pemukiman sehingga tak ada resapan lagi, imbasnya adalh abrasi dan banjir di sungai-sungai tersebut dan mengalir melalui Lumbis Ogong hingga bermuara di Sungai Sembakung. Dampaknya, ya kita lihat sendiri dengan yang dialami saudara-saudara kita di Sembakung saat ini,” paparnya

Lebih lanjut Ilham menandaskan yang perlu dilakukan Pemerintah adalah solusi kebijakan komprehensif disertai langkah konkrit sehingga masyarakat dapat terhindarkan dari bencana musiman tersebut. Ilham mengingatkan jangan sampai Nawacita yang mencita-citakan perbatasan menjadi yang terdepan tapi pada realisasinya justru masih selalu terbelakang. (ES)

Exit mobile version