Berita UtamaKolomMancanegaraOpiniTerbaru

Bangun Pembangkit Nuklir, Hubungan Rusia-Mesir Semakin Erat

Bangun pembangkit nuklir, hubungan Rusia-Mesir semakin erat
Bangun pembangkit nuklir, hubungan Rusia-Mesir semakin erat

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam lawatannya ke Mesir telah mengadakan pembicaraan dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi dan Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shukri di Kairo pada hari Minggu.

Pertemuan tersebut dilaporkan membahas beberapa hal antara lain terkait rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Mesir, perjanjian perdagangan bersama terutama kelanjutan ekspor biji-bijian dari Rusia serta penjelasan operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

Pada awal bulan lalu, juru bicara Kementerian Energi Mesir mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir berkapasitas 4.800MW setelah beroperasi penuh ini akan dibangun di pantai utara Mesir tepatnya di El Dabaa.

Kesepakatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga nuklir ini telah ditandatangani antara Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kairo pada 11 Desember 2017.

Pembangkit nuklir senilai US$30 miliar tersebut akan dibangun oleh perusahaan nuklir Rusia Rosatom sebagai bagian dari kebijakan diversifikasi energi Mesir.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Terima Kunjungan Tim Ekonomi di Perbatasan Sabah

Hubungan Rusia-Mesir tampaknya semakin erat dengan peluncuran konstruksi pembangkit nuklir pertama pada 20 Juli lalu. Mantan wakil ketua Otoritas Energi Atom Mesir (EAEA), Layla Fikry mengatakan bahwa ini adalah momen yang benar-benar bersejarah bagi Mesir dan menjadi proyek kerjasama Rusia-Mesir terbesar sejak pembangunan Bendungan Aswan, kata direktur jenderal Rosatom Alexei Likhachev.

Dalam proyek raksasa ini, Rosatom akan menyediakan rekayasa, dukungan operasi dan pemeliharaan, pasokan bahan bakar nuklir, dan pelatihan personel.

Sejak operasi militer khusus Rusia di Ukraina, Mesir berusaha menyeimbangkan hubungannya dengan kedua kekuatan besar tersebut. Apalagi di tengah situasi perubahan global menuju multipolar – tampaknya tidak akan ada sanksi dari Barat yang akan menghentikan kolaborasi nuklir Rusia-Mesir. (Agus Setiawan)

Related Posts

No Content Available