Ekonomi

Bandara Soetta Dijual, Rizal Ramli: Silahkan Jual Bagian Soekarno Saja, Hatta Jangan!

NUSANTARANEWS.CO – Program kerja Presiden Joko Widodo dengan mengintruksikan BUMN menjual proyek infrastruktur ke swasta mendapat tanggapan serius dari mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia, Rizal Ramli.

Mengenai hal itu, Rizal Ramli tampaknya mencium isyarat buruk, tentang adanya penjualan Badara Soekarno-Hatta milik BUMN ke swasta. Melaui akun resminya @RamliRizal, dirinya berkelakar, bahwa dulu tahun 2002, saat masih menjabat sebagai presiden RI, Megawati juga sempat akan menjual Bandara Soekarno-Hatta, namun gagal.

“Megawati rencana jual Soekarno-Hatta 2002. Saya umumkan: “Silahkan jual bagian Soekarno saja, Hatta jangan!” Batal?,” tulis pria yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kordinator Kemaritiman RI tersebut.

Rizal Ramli tampak masih tak habis pikir dengan kebijakan pemerintah yang hendak menjual Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta). Menurutnya, menyerahkan Bandara Soetta ke tangan swasta, dianggap sebagai kebijakan konyol.

“Soekarno-Hatta adalah bandara paling menguntungkan, paling cash-rich. Kok malah mau diswastakan — cara berfikir keblinger & konyol. Menyedihkan, ternyata Nawacita &Trisakti hanya jadi slogan, bukan jadi referensi kebijakan.?? Semakin menjauhkan diri dari cita2 kemerdekaan ??,” sambungnya.

Baca Juga:  Pengangguran Terbuka di Sumenep Merosot, Kepemimpinan Bupati Fauzi Wongsojudo Berbuah Sukses

Mengenai penjualan aset negara tersebut, Rizal Ramli menegaskan bahwa negara harus mampu menjaga marwah NKRI, sebagai negara yang berdaulat. “Barusan Mentri Perhubungan Budi Karya wa saya, bahwa “Bandara Soeta tidak akan dijual”. Ide2 lain sdg dibahas. Saya ucapkan tks dan katakan,’Marwah NKRI perlu dijaga. Tks Mas Budi ?,” tegasnya.

Baca Juga:
Para Ekonom Pendukung Pemerintah Diminta Berhenti Bodohi Rakyat
Rizal Ramli Pertanyakan Sikap Bungkam Parpol Soal RUU PNPB
Rizal Ramli: Sri Mulyani Gerogoti Elektabilitas Jokowi
Tiga Tahun Jokowi-JK, Ini Pemicu Utang Negara Meroket Tajam

Sebagaimana diketahui sebelumnya, dikutip dari CNN Indonesia, Ketua Tim Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP‎), Wahyu Utomo menjelaskan, timya tengah menggodok sistem pendanaan infrastruktur bernama Limited Concession Scheme (LCS).

Di dalam skema ini, investor swasta harus membayar uang dalam jumlah besar (upfront cash) di awal kerja sama sebagai “pendapatan diterima di muka” bagi BUMN. Namun konsekuensinya, pengelolaan infrastruktur tersebut nantinya akan dikelola pihak investor swasta yang bersangkutan.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Dirinya mengatakan Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta akan menjadi pilot project ideal untuk penerapan LCS pertama di Indonesia. Kalau dibanding negara lain, Wahyu mengklaim, pendapatan per kapita Bandara Soetta masih rendah. “Ini ada ruang untuk diimprove, karena ini yang besar. Kalau dikerjasamakan dengan swasta pasti uangnya besar,” kata Wahyu, (17/11/2016).

Sementara itu menurut Airport Council International (ACI), Bandara Soekarno-Hatta merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia. Sehingga, diperlukan modal investasi yang signifikan untuk mengembangkan runway 3 dan renovasi terminal 1 dan 2. Alasan dia, Bandara Soekarno-Hatta masih tertinggal di antara pesaing regional lain dalam hal pendapatan per penumpang. Sekalipun dari jumlah penumpang, kata dia hampir sama. Menurutnya ketertingalan itu tertelak pada margin operasional. (*)

Editor: Romandhon

Related Posts