NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Plh Direktur Kerjasama Bakamla Kolonel Bakamla Salim mengungkapkan Border Security Workshop Lokakarya Keamanan Perbatasan merupakan bertujuan untuk memahami peran dan tanggung jawab lembaga regional dalam menangani tindak kejahatan, perompakan bersenjata dan penculikan untuk menerima uang tebusan.
Hal itu disampaikan Kolonel Bakamla Salim saat menutup Border Security Workshop Lokakarya Kemanan Perbatasan yang dilaksanakan sejak 4-8 November 2019 di JCLEC Semarang.
Peserta pelatihan sebanyak 24 orang yang terdiri dari Indonesia sebanyak 8 orang (4 personel Bakamla RI dan 4 personel Polri), 8 orang dari Philipina dan 8 orang dari Malaysia.
“Kedua, memahami peran organisasi internasional/non pemerintah dan peran hukum laut internasional serta meningkatkan jejaring hubungan antar lembaga kelautan dan coast guard di kawasan,” jelasnya.
“Ketiga, memperkuat networking, pengolahan informasi dan table top exercise untuk pengambil keputusan,” tambah dia.
Kolonel Bakamla Salim memberikan apresiasi atas antusiasme dan semangat dari semua peserta yang terlibat aktif dalam workshop semoga membawa dampak pengetahuan dan pengalaman untuk institusi maupun dari negara masing-masing. Dan memberikan ucapan terima kasih kepada pembicara, maupun panitia khususnya kepada JCLEC dan Austraian Border Force yang mendorong terlaksananya workshop tersebut.
“Sudah menjadi komitmen Bakamla RI untuk senantiasa terlibat dalam kegiatan peningkatan Maritime Domain Awareness dalam bentuk kerjasama keamanan maritim baik antar agency dalam negeri maupun kolaborasi antar negara dalam menciptakan kawasan yang damai, aman dan netral,” ujar Kolonel Bakamla Salim. (ach/sld)
Editor: Eriec Dieda
