Budaya / SeniPuisi

Baju Kematian Ibu

Puisi Arif Tunjung Pradana

Asu Sarjana Baru

Burung-burung kecil beterbangan mengelilingi kepala seorang sarjana baru yang mengendap-ngendap dalam selangkangan kurikulum baru dan bergabung dengan gerombolan pengangguran baru. Otaknya yang compang-camping mencair diaduk dalam cangkir didihan kopi, disentakkan dengan pembaruan-pembaruan negeri, dan dicabik oleh asu-asu berdasi.

Sarjana baru tentunya sudah tau, asu-asu itu memiliki sejuta siasat untuk mencabik-cabik isi kantongnya sebelum ia diterima kerja di sana. Hidup memang asu!
Baju Kematian Ibu

“Ibu, malam ini kematian akan menjemputku. Mungkin pukul 12 lebih 5. Apakah ada baju baru untuk kukenakan malam ini?”

Ibu bergegas menjahit baju bolong milik Karjo untuk merayakan kematiannya malam ini.

“Biarkan kematian menjemputmu dengan khidmat Karjo. Ibu akan menunggumu.”

Barangkali Karjo tau maksud Tuhan mempertemukannya dengan Ibu sebelum merayakan kematian.

Perlahan Karjo abadi dengan baju jahitan Ibu.

—————————-

Arif Tunjung Pradana, lahir pada 16 Juli 1997 dan besar di tanah kelahirannya Wonogiri, Jawa Tengah. Mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret.

Related Posts

1 of 185