Bagaimana Bila Penghasilan Wanita Lebih Tinggi Dibanding Pasangan Prianya?

penghasilan istri lebih besar/foto istimewa/Nusantaranews

penghasilan istri lebih besar/foto istimewa/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Refinery29 mengungkapkan banyak wanita milenial yang merasa malu dan khawatir tentang penghasilan yang didapatkannya justru lebih tinggi dari pasangan prianya. Dalam sebuah survei terhadap 130 pencari nafkah di kalangan wanita, ditemukan banyak dari mereka yang merasa lelah dan marah ihwal prospek penghasilan pasangan prianya yang diketahui lebih rendah.

Persoalan ini memang telah menjadi buah bibir di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern. Hal ini tak terlepas dari peran gerakan pengarusutamaan gender. Sehingga, peran tradisional kaum wanita dalam kehidupan pun sudah digugat bahkan dengan suara lantang. Gender yang didefinisikan sebagai kesetaraan dalam status sosial pada akhirnya meruntuhkan tembok peran tradisional wanita yang dianggap diskriminatif. Perlahan tetapi pasti, peran tradisional perempuan pun akhirnya didefinisikan ulang.

Tidak ada lagi perempuan yang diharapkan hanya menghabiskan hari-hari mereka dengan memasak, membersihkan rumah, membesarkan anak-anak. Sebab, di abad 21 perempuan sudah banyak yang bersikeras ingin bekerja di luar rumah.

“Ini sangat menegangkan. Ini adalah sebuah tanggungjawab besar. Saya memaksakan diri untuk tetap berada di tempat kerja saat saya tidak merasa bahagia,” ujar seorang wanita seperti dikutip Independent.

Meski begitu, masih banyak wanita yang memang menaruh perhatian besar terhadap rumah tangga. Bahkan, tak sedikit pula dari mereka yang tetap merasa harus melakukan sesuatu hal yang lebih banyak di rumah dibandingkan di luar rumah.

Para generasi yang lebih tua, wanita yang berpenghasilan lebih tinggi dari suami mereka dianggap sebagai sebuah kesalahan. Namun, di era millenial, apakah semua wanita benar-benar masalah ketika tahu kalau penghasilannya lebih tinggi dari pasangannya, pun belum bisa disimpulkan secara objektif.

Boleh jadi itu bukan menjadi sebuah persoalan. Karena yang paling penting ialah bagaimana pasangan membuat sebuah kesepakatan bersama tentang tabungan untuk keperluan rumah tangga keduanya. Erica, misalnya, seperti ditulis Independent, meski penghasilannya lebih tinggi dari pasangan prianya, itu baginya tak masalah. Hanya saja, ia berusaha membuat sebuah kesepakatan bersama menyisihkan penghasilan untuk mengisi tabungan keluarga.

Begitu pula pasangan lainnya, yang menurut survei Refinery29 meski penghasilan utama berbeda namun pasangan membagi rata persenan yang harus ditabungkan untuk keperluan rumah tangga mereka.

Penulis: E. Dieda

Exit mobile version