Puisi

Asmara Yang Tersesat, Tanah Janji dan Surat Hujan

falsafah rindu, hikayat najwa, puisi karya, bj akid, kumpulan puisi, puisi indonesia, nusantaranews
Asmara yang tersesat, tanah janji dan surat hujan. (Foto: Istimewa)

Asmara Yang Tersesat, Tanah Janji dan Surat Hujan

Asmara Yang Tersesat

sejak rasa kembali menyekat
pada sebongkahan awan yang pekat
aku pun telah tiada
dalam kebencian pesona cinta

kegelisahan yang aku kawinkan
di antara bayang-bayang dan diam
rupanya telah berwarna
pada cahaya menjelang purnama

seharusnya kita selalu lebih awal
dalam memaknai garis rindu
sebab keterasingan bagi waktu
tiada lain hanyalah bisu

Lubtara, 2019

 

Tanah Janji

di sanalah kita telah menanam harkat rasa
menyiramnya dengan aliran sunyi
menjelang matahari lahir di rahim janji

debu-debu rindu
seperti berbisik kepadaku
tentang kemana aliran hujan di kotamu
yang pernah kita tenun dalam warna semu

bolong-bolong cinta,
retak-retak asmara
semua telah bernada pada seliris suara
untuk kemudian berkata
tentang kepalsuan janji
di sepanjang tanah ini

Lubtara, 2019

 

Surat Hujan

kebisuan yang aku sulam
pada jatuhnya hujan di halaman
telah mendinginkan kelopak mawar
di sepanjang angan yang mulai tawar

angin begitu pandai masuk di jendela
berangsur menyimpan bening rasa
sebelum nama-nama cahaya
aku hafalkan sebagai doa

kemudian dari bening malam
daun-daun jatuh mengiringi hujan
mengirim surat perpisahan
dalam perasangka di luar dugaan

Lubtara, 2019

 

 

Keterangan: Asmara Yang Tersesat, Tanah Janji dan Surat Hujan adalah puisi karya BJ Akid, seorang penyair muda asal Lebbeng Barat Pasongsongan Sumenep, Madura, Jawa Timur

 

Catatan redaksi: Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,094