Khazanah

Asal Usul Leak dan Kekuatannya Kini

Atraksi Leak-Ilustrasi Nusantaranews adapatasi dari berbagai sumber
Atraksi Leak-Ilustrasi Nusantaranews adapatasi dari berbagai sumber

NUSANTARANEWS.CO – Asal Usul Leak dan Kekuatannya Kini. Sebermula, tercipta sekelumit kisah menegangkan tentang seorang janda mandraguna. Dayu Datu nama janda yang hingga kini oleh sebagian masyarakat diyakini sosok dan ruwayatnya. Dayu Datu menurut cerita tutur rakyat setempat hidup di Desa Girah, letaknya di pesisir dan masih berada dalam kawasan Kerajaan Majapahit masa itu.

Dayu Datu kemudian kesohor namanya dengan sebutan Calon Arang. Dikisahkan pula, Dayu Datu sendiri yang menuliskan seluruh ilmi sihir miliknya menjadi sebuah kitab ilmu hitam. Iinilah muasal yang dipercayaai sebagai cikal-bakal lahirnya Leak.

Leak bagi sebagian masyarakat sudah tidak asing lagi sebagai salah jenis mahluk yang mungkin cukup menakutkan. Leak dalam penggalan catatan sejarah dinyatakan sudah ada sejak abad ke-11. Tepatnya ketika Raja Airlangga (1006-1042 M) memerintah di Jawa Timur sejak 1021 M.

Tentu saja cerita Leak tidak begitu saja terjadi. Kokon, dulu si Calon Arang kalah tempur sebab kitab saktinya miliknya dicuri dan diamankan oleh Mpu Bharadah. Setelah Kitab sihir berada di tangan Mpu Bhadarah, tidak jelas ke tangan siapa Kitab sakti tersbut berpindah. Akan tetapi beberapa murid Calon Arang yang telah mempelajari sebagian ilmu sihir Calon Arang, melarikan diri ke pulau Bali.

Di Pulau Dewata itulah, beberapa murid tersebut melestarikan ilmu sihir Calon Arang dan mengajarkan kepada sesiapa yang ingin mempelajarinya. Selanjutnya, ilmu sihir yang berkembang di Bali termasyhur dengan sebutan Leak. Oleh karena itulah kisah calon arang ini sangat dekat dengan adat masarakat Hindu Bali sehingga Calon Arang di klaim sebagai orang Bali. Perlu diketahui juga bahwa pada masa itu Bali juga berada dalam kekuasaan Airlangga, dan diperintah oleh adik dari Airlangga sendiri yang bernama Anak Wungsu.

Leak dalam mitologi Bali adalah penyihir jahat. ‘Le’ artinya penyihir dan ‘ak’ artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun, sebab pada siang hari meraka tampak seperti manusia biasa.

Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi tajam.

Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.

Apabila seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu tertentu, maka Leak akan mati.

Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam. Lontar ini terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm dan diatasnya bertuliskan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.

Murid-murid Calon Arang yang melarikan diri ke Bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu, Lontar Cambra Berag, Lontar Sampian Emas, Lontar Tanting Emas dan Lontar Jung Biru.

Sedangkan Ilmu leak ini ada 3 tingkatan. Antara lain, Ilmu Leak Tingkat Bawah yaitu orang yang bisa ngeleak tersebut bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain. Kemudian Ilmu Leak Tingkat Menengah yaitu orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda dan bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.

Tingkat terakhir, Ilmu Leak adalah Tingkat Tinggi yaitu orang yang sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu. (Achmad/Sule)

Related Posts

No Content Available