Mancanegara

AS Tuduh Pejuang Kashmir Teroris

NUSANTARANEWS.CO – Amerika Serikat menunjuk kelompok bersenjata terbesar Kashmir yang berperang melawan pemerintah India sebagai organisasi teroris. Kelompok itu bernama Hizbul Mujahiddeen, dan AS segera memberikan sanksi terhadap kelompok ini termasuk membekukan asset-asetnya.

Al Jazeera News melaporkan, Departemen Luar Negeri As mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Washington berusaha untuk memutus sumber daya yang dibutuhkan Hizbul Mujahiddeen serta memutus jaringan agar kelompok ini tidak melakukan serangan.

“Dengan ditetapkannya sebagai gerakan teroris, maka kelompok dan individu diisolasi dan melarang akses mereka ke sistem keuangan AS. Selain itu, penetana ini juga dapat membantu kegiatan penegakan hukum dari badan-badan AS dan otoritas lainnya,” demikian bunyi pernyataan Deplu AS.

Hizbul Mujahiddeen adalah kelompok bersenjata pribumi terbesar yang berperang melawan pemerintah India di wilayah Himalaya sejak pemberontakan bersenjata terjadi pada tahun 1989 silam.

Pada bulan Juni lalu, AS juga menuding pemimpin Hizbul Mujahiddeen, Syed Salahuddin teroris. Syed juga dikenal dengan nama Mohammad Yusuf Shah.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Pada bulan Juli 2016, pembunuhan pemimpin Hizbul Mujahidin Burhan Wani memicu protes anti-India selama berbulan-bulan di mana puluhan orang meninggal akibat aksi protes tersebut.

Kashmir terjepit antara India dan Pakistan sejak Inggris berakhir mendudukinya pada 1947 silam. Baik India maupun Pakistan sama-sama mengklaim wilayah yang disengketakan itu. Namun, kebanyakan warga Kashmir lebih memilih merdeka total atau bergabung dengan Pakistan.

Beberapa kelompok pemberontak bersenjata berjuang melawan pemerintahan India di Kashmir, dengan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, terbunuh dalam konflik yang hampir berusia tiga dekade itu.

Sentimen anti-India semakin dalam di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim, dan kebanyakan warganya mendukung perjuangan para pejuang melawan peraturan India.

Selama hampir tiga dekade, sudah hampir 70.000 orang tewas terbunuh dalam aksi penentangan dan pemberontakan. Warga dan para pejuang harus berhadapan langsung dengan militer India.

Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang Kashmir, terutama kaum muda, telah menunjukkan solidaritas terbuka dengan pejuang anti-India dan berusaha melindungi mereka dengan melibatkan tentara dalam bentrokan jalanan selama operasi militer.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Protes anti-India dan bentrokan terus berlanjut meski pemimpin militer India baru-baru ini memperingatkan bahwa tindakan keras akan dilakukan terhadap para pejuang yang melakukan serangan balik.

Sementara itu, India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih para pejuang di Kashmir, tetapi disangkal Pakistan. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 15