Mancanegara

AS Menyebut Iran Sebagai “Biang Keladi” Kejahatan di Kawasan

AS Menyebut Iran Sebagai “Biang Keladi”
AS Menyebut Iran Sebagai Biang Keladi. Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo/Foto: Common Dreams

NUSANTARANEWS.CO – AS menyebut Iran sebagai biang keladi kejahatan di kawasan Timur Tengah. Kredibilitas Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo tampaknya perlu dipertanyakan karena banyak pernyataannya yang menyesatkan dan penuh kebohongan, terutama terkait persoalan konflik dengan Iran. Selain menyesatkan publik, juga menyesatkan Kongres Amerika.

Apalagi belakangan ini Pompeo bersama Penasehat Keamanan Nasional terus berteriak mengintimidasi Iran. Mencari kesalahan sekecil apapun di kawasan Timur Tengah untuk menyalahkan Iran, meskipun alasan itu terlalu dicari-cari untuk menghubungkannya dengan Iran.

Washington memang baru belakangan ini memilih jalur provokasi dan konfrontasi dengan Iran – setelah lebih dari satu dekade tidak memiliki jalur diplomasi dengan Teheran. Presiden Trump dengan cepat mengambil kebijakan konfrontasi tersebut adalah untuk mempertahankan hegemoninya di kawasan regional Timur Tengah.

Presiden Trump berusaha menekan negara-negara Teluk agar tetap berada dalam orbit AS, terutama terkait dengan penjualan senjata yang mulai disaingi oleh Rusia dan Cina. Salah satu langkah AS adalah dengan membentuk Aliansi Pertahanan Timur Tengah atau “NATO Arab” yang secara otomatis tentu akan memiliki postur standar pertahanan yang sesuai dengan NATO.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Untuk itulah mungkin Presiden Trump dengan cepat membangun konfrontasi dengan Iran sekaligus mengalihkan persoalan kemanusiaan di Yaman sebagai akibat gempuran koalisi Arab Saudi yang menggunakan persenjataan AS dan negara-negara Eropa.

Belakangan, AS mulai menyalahkan insiden apa pun dan segala sesuatu yang terjadi di wilayah ini pada Iran, meski tidak ada bukti yang mendukung pernyataan atau memang distorsi yang disengaja. Misal serangan Houthi pada jaringan pipa dan bandara Saudi adalah hasil dari akibat Perang Yaman yang masih berlangsung di mana koalisi Saudi terus membom kota-kota Yaman.

Semua serangan sembarangan terhadap target dan infrastruktur sipil adalah salah dan harus dikutuk, tetapi kita juga harus ingat bahwa serangan ini adalah konsekuensi langsung dari kebijakan Arab Saudi dan UEA yang berperang secara destruktif yang didukung oleh AS. Jika Saudi dan Emirat berhenti membom Yaman, bisa dipastikan serangan rudal terhadap Saudi pasti akan berakhir.

Sama halnya dengan AS yang tidak mengakui provokasinya terhadap Iran – Arab Saudi juga tidak mau mengakui serangan rudal Houthi sebagai konsekuensi dari Perang Yaman. AS dan Arab Saudi sekarang malah sibuk matian-matian menjadikan Iran sebagai biang keladi dari setiap kejahatan di kawasan, termasuk insiden serangan kapal tanker di sekitar Teluk Persia baru-baru ini.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Dalam kondisi diprovokasi terus-menerus secara simultan, lalu bagaimana Iran dapat menjalankan diplomasi dengan AS yang terus mengancam dan mengintimidasi dengan sanksi. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,077