Mancanegara

AS Kontrol Cina Setelah Korea Utara Disanksi DK PBB

NUSANTARANEWS.CO, Manila – Amerika Serikat dan China sepakat memeberi tekanan pada Korea Utara pada hari Minggu (6/8) untuk meninggalkan program rudal nuklirnya setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi berat yang dapat merugikan Pyongyang $ 1 miliar setahun.
Setelah putusan itu disepakati di DK PBB, para diplomat dari kekuatan utama bertemu di Manila. Menlu AS Rex Tillerson memperingatkan para pejabat bahwa Washington akan secara ketat mengawasi Cina untuk memastikan sanksi ditegakkan. Cina adalah mitra dagang terbesar Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi juga telah mengadakan pertemuan dengan rekannya dari Korea Utara Ri Hang-Yo sebelum KTT ASEAN. Wang mendesak Korea Utara untuk menghentikan uji coba rudal nuklir dan balistiknya.
“Ini akan membantu DPRK membuat keputusan yang tepat dan cerdas,” kata Wang kepada wartawan seperti dikutip AFP.
Sayang, utusan utama Pyongyang sejauh ini telah menghindari media di Manila. Namun dalam editorial sebelum sanksi disetujui, surat kabar partai berkuasa di Korea Utara, Rading Sinmun
Namun dalam editorial yang berapi-api sebelumnya sebelum sanksi terakhir disetujui, surat kabar partai berkuasa Utara Rodong Sinmun memperingatkan terhadap agresi AS.
“Pada hari AS berani menggnggu negara kita dengan penahan nuklir dan sanksi, daratan AS akan dilemparkan ke dalam lautan api yang tak terbayangkan,” katanya.

https://twitter.com/realDonaldTrump/status/893973466508079104

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat
Tillerson juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berusaha untuk mengintensifkan isolasi diplomatik Kim Jong-Un dan mengurangi risiko konflik baru.
“Itu adalah hasil yang bagus,” kata Tillerson mengenai suara PBB, sebelum bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-Wha.
Utusan senior AS Susan Thornton mengatakan Washington masih akan waspada mengenai penerapan sanksi, memperingatkan bahwa suara sebelumnya telah diikuti oleh Cina bisa jadi akan berjalan tak sesuai harapan.
Tapi dia menambahkan dukungan Cina untuk resolusi PBB, menunjukkan bahwa mereka menyadari bahwa ini adalah masalah besar yang harus mereka hadapi.
Urgensi situasi tersebut digarisbawahi oleh penasihat keamanan nasional Donald Trump H.R. McMaster, yang mengatakan kepada MSNBC bahwa pemimpin AS sedang meninjau rencana untuk sebuah perang preventif.
“Dia mengatakan bahwa tidak akan mentolerir Korea Utara untuk dapat mengancam Amerika Serikat. Ini tidak dapat ditolerir dari perspektif presiden, jadi tentu saja, kita harus memberikan semua opsi untuk melakukan itu, dan itu termasuk pilihan militer,” kata McMaster. (ed)
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 32