NUSANTARANEWS.CO – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan ke Australia 4.000 bom presisi yang diluncurkan di udara dan seperangkat alat terkait serta layanan pelatihan sebagai bagian dari kontrak senilai 800 juta dolar. Demikian pengumuman Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS, seperti dikutip Sputnik, Selasa (3/9).
“Departemen Luar Negeri telah membuat sebuah keputusan untuk menyetujui peralatan militer ke Australia termasuk GBU-53/B Small Diameter Bomb Increment II (SDB II). Perkiraan biaya sekitar 815 juta dolar,” kata pernyataan tersebut.
Selain 3.900 bom, kesepakatan itu juga mencakup hingga 30 kendaraan uji terpimpin, perangkat pembuangan peledak, dan pelatihan oleh kontraktor AS untuk merawat, memperbaiki dan pemusnahan peralatan yang sudah lama.
Kontraktor pertahanan AS Raytheon, yang memproduksi GBU-53/B Small Diameter Bomb Increment II (SDB II) menggambarkan senjata terseut sebagai alat peluncur bom presisi yang mampu menghancurkan target bergerak dan stasioner dalam kondisi cuaca buruk.
Perusahaan juga telah memenangkan kontrak jutaan dolar untuk meng-upgrade radar untuk pesawat tempur multirole F-A-18E / F Super-Hornet Australia dan pesawat perang elektronik EA-18G Growler. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)