Berita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

AS Bingung Mencari Pengganti Pasokan Migas Rusia

AS bingung mencari pengganti pasokan migas Rusia
AS bingung mencari pengganti pasokan migas Rusia/Foto: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden/Youtube

NUSANTARANEWS.CO – AS bingung mencari pengganti pasokan migas Rusia. Jauh sebelum Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina, harga energi sesungguhnya telah merangkak naik yang mendorong terjadinya inflasi yang tidak terkendali. Namun Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang belakangan banyak mendapat kritikan pedas dari partai Republik mulai mencoba menghubungkan krisis ekonomi saat ini dengan konflik Rusia-Ukraina.

Presiden Biden dituding telah gagal memenuhi janji kampanyenya dan berusaha menyangkal tanpa memberikan solusi. Hal ini tentu akan menyulitkannya karena akan membawa risiko kehilangan dukungan mayoritas di Senat dan DPR.

Dampak sanksi ekonomi terhadap Rusia ternyata telah berdampak luas bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat AS – terutama setelah Gedung Putih menaikkan harga bahan bakar. Padahal pemerintah telah melepaskan 30 juta barel minyak dari cadangan strategis untuk dipasarkan guna mencegah gangguan pasokan. Namun, langkah ini tidak berdampak signifikan dan Biden mulai menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga:  Survei Prabowo-Gibran di Jawa Timur Tembus 60,1 Persen, Inilah Penyebabnya

Sang kakek lupa bahwa inflasi dan naiknya harga energi terjadi jauh sebelum operasi militer khusus Rusia memasuki Ukraina.

Ya, Gedung Putih kini kebingungan sendiri mencari pasokan pengganti migas Rusia setelah gagal mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi dan UEA. Bahkan saking putus asanya, seorang diplomat Amerika sampai terbang ke Caracas untuk bertemu dengan Presiden Venezuela Nicolás Maduro. Dan gagal karena permintaan Maduro tidak disetujui Uncle Sam.

Sementara itu, fakta bahwa Jerman tidak siap melepas pasokan energi Rusia merupakan pukulan keras bagi kebijakan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Memburuknya situasi sosial ekonomi yang menerpa masyarakat menengah bawah Amerika akibat melonjaknya harga migas yang tak tertahan – semakin menyulitkan posisi Biden dihadapan pemilihnya terutama dalam pemilihan paruh waktu yang akan datang. (Agus Setiawan)

Related Posts

No Content Available