Berita UtamaMancanegaraTerbaru

AS Akui Serangan Drone di Kabul Salah Sasaran

AS akui serangan drone di Kabul salah sasaran.
AS akui serangan drone di Kabul salah sasaran/Foto: Komandan Pusat Komando AS Jenderal Frank McKenzie/NHK News.

NUSANTARANEWS.CO, Pentagon – AS akui serangan drone di Kabul salah sasaran. Militer Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa serangan wahana tak berawak atau drone yang diluncurkan di Afganistan adalah kesalahan. Sebelumnya AS meyakini target serangan tersebut adalah ekstremis IS, tetapi justru salah sasaran ke warga sipil yang tak berdosa.

Komandan Pusat Komando AS Jenderal Frank McKenzie pada hari Jumat (17/9) menjelaskan kepada wartawan mengenai penyelidikan atas insiden 29 Agustus di Kabul – terkait serangan pesawat tak berawak bulan lalu yang menewaskan 10 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak.

AS sebelumnya mengatakan bahwa pesawat tak berawak itu menargetkan pembom bunuh diri IS-K menyusul serangan bom bunuh diri di dekat bandara internasional Kabul – di mana kelompok IS-K mengaku bertanggung jawab atas tewasnya 95 warga sipil dan 13 tentara.

Baca Juga:  Pj Bupati Pamekasan Salurkan Beras Murah di Kecamatan Waru untuk Stabilitas Harga

Seperti diketahui, mobil Zemerai Ahmadi dihantam oleh rudal Hellfire tepat saat dia masuk ke jalan masuk.

“Itu adalah kesalahan dan saya menyampaikan permintaan maaf saya yang tulus,” kat Jenderal McKenzie kepada wartawan.

Ia juga mengatakan bahwa AS mempertimbangkan untuk membayar ganti rugi kepada keluarga korban. Ia meminta maaf atas kesalahan tersebut dengan menyebutnya sebagai “kesalahan tragis”.

Pentagon sebelumnya mengatakan serangan di permukiman penduduk di Kabul menargetkan sebuah kendaraan yang diyakini membawa seorang anggota militan IS afiliasi setempat.

Namun, militer melakukan penyelidikan atas insiden tersebut setelah beberapa media melaporkan bahwa serangan tersebut kemungkinan salah sasaran.

Media melaporkan bahwa pengemudi kendaraan yang ditargetkan adalah seorang karyawan lama di sebuah organisasi kemanusiaan Amerika dan tidak ada bukti yang mendukung pernyataan Pentagon bahwa kendaraan tersebut membawa bahan peledak.

Dalam sebuah pernyataan Jumat, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan militer sekarang mengetahui bahwa supir kendaraan tersebut tidak memiliki hubungan dengan kelompok militan. Ia mengatakan aktivitas supir tersebut pada hari itu sepenuhnya “tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan segera terjadi”.

Baca Juga:  Baksos 'Tarhib Ramadhan': Polda Jawa Timur dan LSM Gapura Bagi-bagi 500 Paket Sembako

Austin mengatakan telah memerintahkan kajian menyeluruh terkait perlunya perubahan prosedur dan proses otorisasi serangan semacam itu di masa depan. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,049