Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Armada Kapal Perang Cina Kembali Berlayar di ZEE Amerika

Armada Kapal Perang Cina Kembali Berlayar di ZEE Amerika
Armada kapal perang Cina kembali berlayar di ZEE Amerika/Foto: Type 055 destroyer Nanchang/SCMP.

NUSANTARANEWS.CO, Washinton – Laman situs Defense Visual Information Distribution Service (DVIDS) yang berafiliasi dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu melaporkan bahwa armada angkatan laut Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) dengan kapal pejelajahnya baru-baru ini telah berlayar di perairan internasional dekat Alaska. Namun, laporan itu dihapus karena alasan yang tidak diketahui pada hari Senin.

Jika laporan itu benar, boleh jadi kegiatan kapal perang PLA tersebut merupakan aksi balasan terhadap provokasi militer AS di Laut Cina Selatan (LCS) atas nama kebebasan navigasi – di Zona Ekonomi Eksklusif AS di lepas pantai Kepulauan Aleutian di Alaska, pada 29 dan 30 Agustus,

Mengutip rilis dari US Coast Guard District 17, DVIDS tidak menyebutkan nama empat kapal PLA. Namun besar kemungkinan mereka adalah armada yang sama yang berlayar ke timur melalui Selat Soya ke Samudra Pasifik pada 24 Agustus, karena waktu dan lokasi secara logis cocok.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Pada 25 Agustus, Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang dalam siaran pers pada 25 Agustus melaporkan bahwa Pasukan Bela Diri Maritim Jepang pada 24 Agustus melihat armada Angkatan Laut PLA yang terdiri dari empat kapal perang, yaitu kapal perusak Tipe 055 Nanchang  (AS menyebutnya penjelajah), kapal perusak Tipe 052D Guiyang, kapal suplai Tipe 903A dengan nomor lambung 903, dan kapal pengintai dengan nomor lambung 799 – melewati Selat Soya dari Laut Jepang dan kemudian berlayar ke timur,

Selama kegiatan kapal perang PLA di dekat Alaska, kapal Penjaga Pantai AS Bertholf dan Kimball juga beroperasi di daerah tersebut, lapor DVIDS.

Seperti diketahui, kapal perang AS kerap melakukan provokasi di LCS atas nama kebebasan navigasi dan sekarang AS tentu merasa tidak nyaman melihat kapal perang Cina di depan pintunya.

Terkait hilangnya laporan DVIDS tersebut, para analis militer menduga jika laporan itu benar, AS bisa merasa kehilangan muka dengan membiarkan kapal perang Cina berlayar di dekatnya, dengan dalih kebebasan navigasi.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Sambut Kunjungan Deputi 3 Bidang Penanganan Darurat BNPB

Dan ini bukan pertama kalinya, pada tahun 2015, PLA telah mengirim lima kapal perangnya untuk melakukan transit dan terus berlayar melalui rantai Pulau Aleutian dalam jarak 12 mil laut sesuai dengan hukum internasional, lapor  USNI News. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,049