HukumPolitik

Arief Poyuono Sebut Ditangkapnya Rommy Isyarat Bagi Jokowi Lengser Keprabon

bupati boyolali, tampang boyolali, pidato prabowo, sikap emosional, bupati arogan, kekayaan boyolali, masyarakat boyolali, kesejahteraan boyolali, arief poyuono, nusantaranews, nusantara, nusantara news, candaan prabowo
Wakil Ketua DPP Gerindra Arief Poyuono. (Foto: detikcom)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Waketum Gerindra Arief Poyuono mempertanyakan, jika calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo serius dan berkomitmen menciptakan pemerintahan bersih dari segala transaksi jual belijabatan, mengapa Ketua Umum PPP M Romahurmuziy alias Rommy yang tertangkap tangan oleh KPK tidak dikeluarkan dari TKN?.

“Kalau serius dan memang komit dengan menciptakan pemerintahan yang bersih dari segala transaksi jual beli jabatan dan bersih dari pejabat yang korup serta sistim yang korup, kok kangmas Joko Widodo engga berani ya mengeluarkan Romahurmuziy dari TKN,” ujar Arief kepada Wartawan.

Baca Juga:

Tidak hanya mempertanyakan, Arief Poyuono juga menantang keberanian TKN atau Capres petahana untuk mengeluarkan Rommy dari tim kampanye petahana. “Nah sekarang saya tantang nih berani engga TKN atau Joko Widodo mengeluarkan Romahurmuziy dari Tim Kampanyenya,” katanya.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

Menurut dia, masyarakat kini sudah tahu kalau Pemerintahan Joko Widodo ternyata gagal dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan penempatan para pejabat negara yang kredibel dan berkualitas alias pejabat negara yang dapat posisi karena dari hasil jual beli jabatan dan posisi.

“Bisa jadi hampir di semua departemen selama era Joko Widodo, pejabat-pejabat yang punya posisi tinggi tapi tidak didasari oleh fit and proper yang transparan dari hasil jual beli jabatan,” kata dia.

Dinyatakan Arief, jual beli jabatan di pemerintahan Jokowi merupakan sumber awal dari sebuah permulaan korupsi, karena untuk mengembalikan uang untuk beli jabatan, maka pejabat itu pasti melakukan korupsi APBN.

“Beda dengan pejabat negara yang mendapatkan posisi jabatan dari hasil kemampuan kerja dan prestasi, pasti akan lebih bersih dari korupsi dan punya integritas ya,” hematnya.

Simak:

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Arief menambahkan, ancaman dan pratek jual beli jabatan di semua institusi negara yang menjadi penyebab utama korupsi akan jadi perhatian utama pemerintahan capres-cawapres 02 Prabowo-Sandi untuk dihabisi nantinya jika menang Pilpres sampai ke akar akarnya.

Caranya, kata dia, dengan menciptakan sistim up grading pejabat/ASN yang didasarkan pada kapabilitas, kredibilitas, uji publik dan transparan saat proses fit and proper testnya.

“Sehingga sumber daya manusia di pemerintahan yang punya prestasi, kemampuan tidak disia-siakan akibat jual beli jabatan yang selama ini terjadi di era kangmas Joko Widodo,” tegas Arief.

“Nah coba ayo kangmas Joko Widodo berani enga keluarin Rommy dari TKN. Yang pasti ditangkapnya Rommy sudah sebuah tanda-tanda kalau Kangmas Joko Widodo itu akan lengser keprabon di Pilpres 2019,” tandasnya. (mys/nn).

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,170