Arab Saudi Kembali Membuat Kebijakan Bersejarah bagi Kaum Wanitanya

Wanita Arab Saudi

Wanita Arab Saudi saat berada di tribun menonton pertandingan sepakbola antara Al-Ahli versus Al-Batin di King Abdullah Sports City di Jeddah, 12 Januari 2018. Foto: REUTERS

NUSANTARANEWS.CO – Arab Saudi kembali membuat kebijakan bersejarah setelah sebelumnya memperbolehkan wanita mengendarai mobil. Demi mendukung kebijakan tersebut, Princess Nourah University pun telah mempersiapkan diri mendirikan sebuah sekolah mengemudi untuk wanita Arab Saudi.

Bertahun-tahun, negara ultra konservatif diketahui sangat melarang perempuan mengemudi kendaraan. Namun, di bawah kepemimpinan Raja Salman dan kini dilanjutkan Mohammed bin Salman, wanita Arab Saudi diberikan kelonggaran untuk mengemudi mobil. Kebijakan ini mulai berlaku pada Juni mendatang.

Selanjutnya, otoritas Saudi juga telah mengizinkan wanita memasuki stadion untuk menyaksikan pertandingan sepakbola pria. Ini juga tercatat sebagai kebijakan pertama kalinya dalam sejarah Kerajaan Saudi.

Kebijakan ini tampak saat wanita-wanita Saudi berada di tribun untuk menyaksikan pertandingan Al-Ahli versus Al-Batin di Jeddah, beberapa bulan sebelum tim nasional mereka mengikuti Piala Dunia 2018 di Rusia. Tentu ini menjadi kabar gembira. Pasalnya, Arab Saudi akan berhadapan dengan tuan rumah di laga pembuka turnamen akbar tersebut pada 14 Juni di Stadion Luzhniki di Moskow.

Artinya, para wanita Saudi telah diizinkan untuk menyaksikan tim kesayangannya berlaga di Rusia Juni mendatang. Mereka telah mendapatkan izin resmi tetapi dengan syarat para wanita Saudi harus duduk di tempat terpisah dari pria dan harus mengenakan jubah longgar sesuai ketentuan Saudi yang dikenal abaya.

Inisiatif untuk mengizinkan perempuan masuk ke stadion adalah bagian dari program Vision 2030 pemerintah, dipelopori oleh Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan bertujuan untuk memberi lebih banyak kebebasan kepada wanita.

Kebijakan-kebijakan ini tentunya disambut euforia dan rasa tak percaya di kalangan aktivis yang telah lama memperjuangan larangan tersebut. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version