PeristiwaPolitik

Apel Akbar Mengamankan Pancasila Dari Ancaman PKI Digelar Sebagai Tandingan Simposium ’65

NUSANTARANEWS.CO – Apel Akbar Mengamankan Pancasila Dari Ancaman PKI Digelar Sebagai Tandingan Simposium ’65. Terselenggaranya Simposium Nasional dengan tema “membedah tragedi 1965, pendekatan kesejarahan” pada tanggal 18-19 April 2016 lalu, ditengarai sebagai isyarat kebangkitan PKI. Bahkan tidak muncul sebagai isu belaka, melainkan ada banyak bukti yang mencirikan sebagai bangkitnya PKI.

Usai pelaksanaa acara tersebut, tersebar di berbagai daerah atribut-atribut dan kegiatan yang menunjukkan identitas PKI. Sebagai bentuk kecintaan terhadap keutuhan NKRI dan ideologi pancasila, para penegak hukum pun membuat tindakan tegas atas perintah Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Membangun Orde Pancasila

Menuju peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2016, simposium 65 mendapat tandingan acara yakni “Simposim dan Apel Akbar: Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan ideologi lainnya” yang dipelopori oleh Gerakan Bela Negara, ormas-ormas yang berlandaskan Pancasila, ormas Islam dan berbagai organisasi purnawirawan TNI-Polri

Acara yang akan dilaksungkan di Aula Gedung Dewan Dakwah Indonesia, Jalan Kramat Raya No 45, Kramat, Senen, Jakarta Pusat, merupakan antisipasi terhadap kebangkitan PKI pada 1-2 Juni nanti yang bisa mengancam keutuhan NKRI dan Pancasila.

Baca Juga:  Kunjungi Ngawi, Cagub Luluk Janjikan Kesejahteraan Petani

Selengakapnya baga: Dua Ormas di Karawang Unjuk Rasa Menolak PKI

Pancasila merupakan falsafah orang Indonesia dan ideologi tunggal NKRI yang harus diimplementasikan nilai-nilainya. Karena itulah simposium dan Apel Akbar di persiapakan dengan satu alasan yang melatarbelakangi yakni kegelisahan atas ancaman keutuhan NKRI, seperti yang disampaikan Ketua Pelaksana Acara, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri.

Baca Senator Asal Jabar : PKI Muncul Berarti Negara Diambang Kehancuran

“Ini berangkat dari keprihatinan atas memudarnya Pancasila sebagai ideologi negara. Serta memicu kebangkitan paham komunisme yang justru marak,” terangnya saat Konferensi Pers Simposium dan Apel Akbar di Dewan Dakwah Indonesia, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2016).

Di samping itu Kiki dengan tegas mengatakan bahwa dirinya telah melihat tanda-tanda kebangkitan PKI. Misalnya, secara kasat mata adalah kian maraknya atribut dengan lambang palu arit yang identik dengan komunis di berbagai daerah. Tidak tanggung-tanggung kekhawatiran atas membesarkan gelombang kebangkitan PKI di Indonesia, buku yang mengajarkan paham komunisme pun disita.

Baca Juga:  Pimpinan DPRD Nunukan Periode 2024-2029 Diambil Sumpah dan Janji Jabatannya

Baca ini: Meski Minoritas, PKI Masih Tetap Eksis Sampai Sekarang

Lebih lanjut pihaknya menilai jika Simposium ’65 cenderung lebih berat pembelaannya terhadap PKI. Sehingga penting bagi pihak penyelenggara untuk mengadakan acara tersebut dengan tujuan melakukan pembasahan khusus.

“Dalam Simposium ini akan dibahas melalui empat aspek, yaitu kesejarahan PKI, ideologi, agama dan konstitusi,” kata Kiki.

Lebih lanjut, simposium nasional dan apel akbar juga memiliki lima tujua yaitu mempersatukan seluruh komponen bangsa untuk menghadapi hegemoni global yang anti Pancasila; mencegah berbagai upaya membangkitkan PKI kembali; membangun kesadaran bangsa, bahwa PKI telah melakukan pemberontakan berkali-kali; menegaskan bahwa ideologi yang bertentangan dengan Pancasila tidak dapat hidup di NKRI dalam bentuk apapun; dan akan membuat satu rekomendasi menyeluruh dan adil bagi pemerintah.

“Hasil simposium ini akan menghasilkan satu rekomendasi, yang nantinya akan dibahas dengan rekomendasi yang telah dihasilkan pada Simposium Aryaduta,” pungkas Kiki. (Sel)

Related Posts

1 of 36