Opini

Apakah Pantas Disebut Sekolah Daring?

Apalah pantas disebut sekolah daring
Apakah pantas disebut sekolah daring? Ilustrasi Foto: Viva

NUSANTARANEWS.CO, Apakah pantas disebut sekolah daring? Corona virus atau Covid-19 adalah virus yang pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Cina, dan kini telah ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO. Hingga awal April 2020, virus ini telah menjangkiti lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia.

Pada manusia, virus Corona menyerang sistem pernapasan dan memiliki tingkat penularan yang tinggi. Tidak heran bila wabah Corona sangat menganggu rutinitas kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan.

Pemerintah Indonesia telah memberhentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring untuk mencegah penularan dilingkungan pendidikan.

Namun pelaksanaan “sekolah daring” di Indonesia memiliki banyak kekurangan, lebih tepat jika disebut “tugas daring”. Sebab sedikit sekali pembelajaran yang didapat siswa, hanya ada ulangan dan tugas. Selain itu, ada guru yang memberikan tugas berat dengan batas waktu yang tidak masuk akal, meski tidak semua guru berlaku demikian.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Seorang siswa dari salah satu sekolah negeri di Kota Kediri mengatakan bahwa dari sekian banyak mata pelajaran beserta guru di sekolahnya, hanya ada seorang guru yang memberikan pembelajaran – selainnya hanya ada tugas dan ulangan. Bahkan, ada guru yang hanya memberikan tugas mengerjakan semua soal di buku paket.

Selain itu, pemberian tugas dari setiap guru berbeda, ada yang menggunakan Google Classroom, E-learning, atau Grup WhatsApp. Ketidakseragaman ini membuat siswa bingung. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan masih kacau dan membuktikan bahwa “sekolah daring” belum memiliki standarisasi sehingga malah membuat siswa tertekan.

Padahal selama berada di rumah selama berhari-hari pasti membuat jenuh dan bosan, apalagi ditambah dengan banyaknya tugas sekolah. Ada pihak yang mengatakan bahwa dengan padatnya tugas sekolah, akan mencegah siswa keluar rumah. Namun sesungguhnya, “tugas daring” yang begitu padat justru  membuat siswa tidak nyaman dan memilih refreshing keluar rumah.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Alangkah baiknya jika “tugas daring” ini diganti dengan pembelajaran ringan dan menyenangkan serta edukasi tentang bahayanya virus Corona, gejalanya, dan lain-lain. Memang ada kalanya materi harus dikejar, tapi apakah hal tersebut sedemikian pentingnya sampai harus menekan siswa di tengah jenuhnya berada di rumah?. Jika “tugas daring” ini diteruskan, siswa tidak akan mendapatkan apapun kecuali stress. (ed. Banyu)

Penulis: M. Zada Naf’ana (@gantung.siwur)

Related Posts

1 of 3,049