Kesehatan

Apa Itu Gangguan Dysmorphia?

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Gangguan dysmorphia atau body dysmorphic disorder (BDD) adalah kondisi kesehatan mental yang terjadi pada diri seseorang di mana dirinya menghabiskan banyak waktu mengkhawatirkan ‘cacat’ dalam penampilan mereka.

Menurut NHS, pengidap dysmorphia cenderung terobsesi dengan diri sendiri sehingga membuat seseorang jengkel pada dirinya sendiri lantaran tahu memiliki ‘cacat’ atau ‘kekurangan’.

Selain itu, dysmorphiajuga disebut sebagai gangguan kecemasan yang berhubungan dengan citra tubuh. Sehingga disebut body dysmorphia. Kondisi ini menyebabkan seseorang khawatir secara obsesif terhadap penampilan fisik mereka.

Singkatnya, seperti dikutip The Independent, BDD adalah kondisi kesehatan mental yang membuat penderita merasa sangat cemas dengan penampilan fisik mereka.

NHS mengungkapkan, BDD dapat mempengaruhi secara serius kehidupan sehari-hari seseorang dan dapat menyebabkan depresi, menyakiti diri sendiri bahkan hingga berpikiran untuk bunuh diri.

Gangguan dysmorphia disebut tak mengenal batas usia. Namun, kerap kali melanda kalangan remaja dan dewasa muda.

Apa saja gejalanya?

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Tegaskan Komitmennya Dalam Menyukseskan Pilkada 2024

NHS mengungkapkan beberapa gejala umum penderita gangguan dysmorphia. Pertama, mengkhawatirkan kondisi fisik, terutama wajah. Kedua, menghabiskan banyak waktu membandingkan penampilan mereka dengan orang lain.

Ketiga, melakukan berbagai kegiatan untuk menyembunyikan kekurangan diri mereka. Misal, menghabiskan banyak waktu hanya untuk menyisir rambut, merias wajah, memilih-milih pakaian.

Keempat, merawat kulit mereka secara berlebihan agar terlihat lebih halus.

NHS mengatakan, aktivitas-aktivitas yang cenderung tidak berguna itu dilakukan karena ketidakseimbangan kimia di otak dan bisa juga dipicu oleh peristiwa traumatis di masa lalu.

Bagaimana cara mengobatinya?

Jika seseorang merasa gejala-gejala umum gangguan dysmorphia terjadi pada diri mereka, disarankan untuk terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT).

Selain itu, NHS merekomendasikan untuk melakukan konsultasi dan konseling kepada lembaga kesehatan mental. Melakukan latihan relaksasi dan perpanasan untuk mengilangkan stres dan kecemasan menjadi alternatif lain yang dapat diupayakan.

(eda/nb)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051