Rubrika

Antisipasi Virus Corona, Warga Krayan Tak Menerima Kedatangan Warga Asing Bersuhu Badan Tinggi

Pemandangan Alam Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Eddy Santry).
Pemandangan Alam Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Eddy Santry).

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Dampak dari merebaknya virus corona di Kota Wuhan provinsi Hubei China, Wuhan dan 13 kota lainnya di Hubei menyebkan semua akses masuk dari dan ke wilayah itu dibatasi. Toko-toko ditutup dan warga di sana diminta untuk tak berpergian demi mencegah tertular 2019-novel coronavirus yang belum sepenuhnya teridentifikasi.

Sistem tersebut kini diadopsi oleh beberapa wilayah di Indonesia sebagai langkah antisipasi supaya virus yang menimbulkan gejala semacam pneumonia atau radang paru-paru ini tak menyebar di wilayah mereka.

Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara contohnya, tak mau ambil resiko, masyarakat sepakat untuk mengusir pendatang atau orang asing yang hendak masuk namun suhu panas tubuhnya terdeteksi thermometer.

“Mereka sepakat mengusir langsung tanpa mau melihat riwayat perjalanan atau riwayat penyakit,” ujar Kasi P2M Dinkes Nunukan Aris Suyono sebagaimana dilansir dari Kabar Utara, Selasa (04/02/2020).

Di Krayan, penjagaan dikatakan sangat ketat, tidak ada toleransi orang di luar penduduk Krayan masuk meski panas tubuhnya hanya demam biasa, atau sedang terserang influenza, masyarakat tak mau ambil resiko lebih jauh.

Baca Juga:  Ikatan Alumni Dayah Abu Lam U Gelar Buka Puasa Bersama

Wilayah Krayan merupakan wilayah di perbatasan RI – Malaysia, untuk menjangkau wilayah yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini, pesawat perintis adalah alternatif satu satunya dari ibu kota Nunukan.

Harus diakui, di kabupaten Nunukan masih banyak jalur jalur tikus yang tidak terjaga oleh aparat, jalur demikian tentunya tidak mungkin tersedia alat semacam pengukur suhu tubuh atau petugas karantina.

“Mohon masyarakat melaporkan dan diharapkan kesadaran pelintas illegal, ini menyangkut virus corona, menyangkut keselamatan hidup orang banyak,”harapnya.

Jalan paling logis adalah berharap aparat keamanan seperti Satuan Tugas Pengaman Perbatasan RI – Malaysia dan aparat keamanan lain lebih memperhatikan jalur-jalur tikus tersebut.

Meski tidak ada toleransi bagi pendatang yang flu atau demam, dalam rapat lintas sektor yang disepakati masyarakat adat Krayan, mereka memberi dispensasi untuk penduduk lokal, mereka yang selama ini harus menghidupi diri dengan bahan kebutuhan asal Malaysia tentu harus keluar masuk Malaysia untuk berbelanja.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

“Kalau penduduk lokal, terukur suhu badannya tinggi wajib dilarikan ke Puskesmas, di puskesmas Krayan sudah dilengkapi alat medis penanganan gejala pneumonia dan itu puskesmas satu-satunya di Nunukan yang memiliki alat kelengkapan tersebut,” pungkasnya.

Pewarta: Eddy Santry
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 3,140