NUSANTARANEWS.CO – Rusia segera memperluas fasilitas angkatan laut mereka di dekat kota pelabuhan Tartus dan menjadikannya sebagai pangkalan angkatan laut yang lengkap.
Sejak perang Suriah, Rusia diketahui telah mendapat izin masuk ke perairan dan pelabuhan Suriah dan angkatan laut Rusia akan menggunakan infrastruktur dasar bebas biaya selama 49 tahun. World News Daily menyebut, kesepakatan tersebut dapat diperpanjang jika kedua belah pihak menyetujuinya.
Rusia juga diizinkan untuk menempatkan 11 kapal perang di pelabuhan Tartus, termasuk kapal perang bertenaga nuklir. Sayangnya, pihak berwenang Suriah tidak dapat mengunjungi fasilitas angkatan laut Rusia tersebut tanpa persetujuan dari komandan.
Kendaraan pengangkut Rusia, kapal angkatan laut dan pesawat terbang di pangkalan Tartus akan menikmati hak imunitas terhadap pemeriksaan, pencarian, permintaan, penangkapan dan tindakan pemaksaan lainnya. Properti fasilitas ini tidak dapat diganggu-gugat.
Seperti diwartakan, Agustus tahun 2017 Rusia mengirimkan dua kapal selam siluman yang baru di-updrade ke Laut Tengah untuk beroperasi dari pangkalan angkatan laut Suriah. Kapal selam ‘Improved Kilo Class‘ ini menghabiskan hampir dua minggu untuk berlayar dari Rusia Utara melewati pantai barat Irlandia menuju Laut Tengah.
Kapal selam Rusia tersebut bernama Kolpino dan Veliky Navgorod. Nama NATO-nya Improved Kilo. Kolpino dan Veliky Navgorod sengaja dikirim ke Laut Tengah untuk memastikan kehadiran Angkatan Laut Rusia secara permanen di Suriah.
Kolpino dan Veliky Navgorod dilengkapi dengan sistem navigasi baru, sistem kontrol yang seluruhnya otomatis, rudal presisi tinggi dan peralatan torpedo yang kuat. Di pangkalan Rusia Rusia di Tartus di Mediterania timur, kapal-kapal Rusia telah memainkan peran penting untuk mendukung sebuah kampanye pengeboman udara untuk mendukung pemimpin Bashar al-Assad, Suriah.
Selama melakukan intervensi militer di Suriah, Rusia telah mengerahkan kapal perang, kapal selam dan kapal induk ke Laut Tengah. Pada bulan Desember tahun 2016 Presiden Vladimir Putin menandatangani sebuah perintah untuk memperluas pangkalan angkatan laut di Tartus dan mengizinkan kapal perang Rusia masuk ke perairan Suriah.
Pada bulan Januari, Moskow dan Damaskus menandatangani kontrak 49 tahun untuk Rusia memperluas dan memodernisasi fasilitas tersebut. Kapal selam Rusia yang digunakan di wilayah tersebut dijaga Suriah dengan sistem rudal S-300 dan S-400 Moskow – yang diksebut oleh NATO sebagai ‘The Growler‘, dan sistem pertahanan pesisir Bastion. Menurut data resmi dari tahun lalu, sekitar 4.300 tentara Rusia dikerahkan di Suriah.
Kemudian, pada September 2017 Veliky Novgorod dan Kolpino melepaskan tembakan rudal jelajah Kalibr dari dasar laut menyerang markas ISIS (Daesh) di sekitar Kota Suriah, Deir ez-Zor. Kedua kapal selam tersebut meluncurkan tujuh rudal Kalibr terhadap sasaran yang terletak sekitar 500-650 kilometer. (red)
Editor: Eriec Dieda