NUSANTARANEWS.CO – Angkatan Laut Inggris dikabarkan telah mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir terbarunya dari kelas Astute yang memiliki bobot 7.400 ton dan dilengkapi dengan rudal jelajah Tomahawk dan Spearfish torpedo ke Teluk Persia. Menurut sumber militer pengerahan kapal selam ini adalah untuk menjalankan misi intelijen, dikutip tabloid Daily Express, sumber itu juga mengatakan bahwa kapal selam akan menggunakan perangkat elektronik canggihnya untuk melindungi jalur perdagangan internasional.
Dengan kemampuan elektronik canggihnya, diharapkan dapat “mendengar” komunikasi militer Iran dari kedalaman dan melaporkannya kembali ke markas angkatan laut Inggris. Sumber angkatan laut mengatakan, “Kapal mungkin sudah menuju ke wilayah itu untuk menjalankan misi intelijen dan mendukung konvoi pengawalan kapal tanker.”
Selain HMS Montrose dan HMS Duncan, Inggris telah siap mengerahkan empat kapal anti ranjaunya di Teluk Persia yakni: HMS Ledbury, HMS Blyth, HMS Brocklesby dan HMS Shoreham, dan Kapal Pendarat RFA Cardigan Bay Bay.
Sementara itu, Kapal tanker RFA Wave Knight, saat ini sudah berada di Gibraltar, dan akan transit ke wilayah tersebut pada bulan Agustus, sementara fregat HMS Kent akan tiba pada bulan September.
Selain memperkuat armada kapal perangnya, Inggris juga mengerahkan pasukan marinir elitnya: 42 Commando, lapor The Sun.
Para pejabat pertahanan Inggris belum mengkonfirmasi seluruh kabar kegiatan militer Inggris terbaru tersebut, menyusul pertemuan darurat Theresa May pada hari Senin (22/7) untuk membahas keamanan pengiriman di Teluk Persia.
Pihak-pihak terkait yang berwenang telah menyarankan agar kapal-kapal Inggris untuk sementara waktu menghindari Selat Hormuz, setelah Korps Pengawal Revolusi Iran menahan dua kapal tanker pada hari Jumat.
Seperti telah diberitakan, salah satu kapal dibebaskan, sementara yang lain dibawa ke pelabuhan di Iran selatan untuk dilakukan penyelidikan. Teheran mengklaim bahwa kapal tanker itu mengabaikan panggilan darurat dari kapal nelayan Iran.
Pada saat yang sama, para pejabat Teheran mengindikasikan bahwa penyitaan itu terjadi sebagai tanggapan atas pembajakan kapal supertanker Iran Grace 1 oleh pasukan elit Inggris yang dianggap melanggar sanksi Uni Eropa. (Banyu)