NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Dampak tersebut salah satunya penurunan pendapatan, sedangkan pada Usaha Menengah Besar (UMB) juga mengalami hal yang sama.Hal tersebut mengakibatkan UMKM harus memangkas jumlah tenaga kerja yang dimilikinya
Tak terkecuali di Nunukan, Kalimantan Utara, kelesuan UMKM semakin nampak. Padahal tidak berlebihan, UMKM adalah salah satu soko guru perekonomian lokal dan nasional. Hal itu karena sektor riil ini menjadi pilar atau tiang roda ekonomi secara menyeluruh hampir di semua lini.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Andi Hamzah saat menggelar Reses Masa Persidangan II di Jl. Inhutani, Nunukan, Kaltara, Jumat (3/6).
“Di sinilah peran koperasi sebagai lembaga sosial-ekonomi sangat dibutuhkan untuk kembali menggairahkan perekonomian rakyat. Pasca Pademi seharusnya koperasi menjadi garda terdepan pemulihan ekonomi, karena koperasi mampu secara langsung menjangkau UMKM,” tuturnya.
Menyadari hal tersebut, melui kapasitasnya sebagai anggota legislatif, Andi Hamzah bertekat akan memperjuangkan agar UMKM dapat semakin bergeliat. Terlebih menurit Andi, saat ini telah disahkan Perda Provinsi Kalimantan Utara tentang UMKM
Lebih lanjut, Politisi Partai Gerindra itu nengungkapkan, ada beberapa cara dan tahapan untuk kembali membangkitkan UMKM pasca pademi ini. Ketika masyarakat mampu beraktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut juga menimbulkan pergeseran dari ketakutan menjadi kesadaran dan ditandai dengan meningkatnya aktivitas menggunakan bantuan teknologi.
“Fase berikutnya adalah recovery, keadaan ketika masyarakat mulai berdamai dengan Covid-19 dan melakukan segala kegiatan. Dalam mencapai fase tersebut, UMKM membutuhkan imunitas selama tahap stability. Oleh karena itu, perlu ada poin penting yang harus dibangun oleh pelaku UMKM dan pemangku kebijakan terkait,” paparnya.
Poin penting pertama yang harus dilakukan para pelaku UMKM adalah membangun sistem kelembagaan yang kuat sebagai pondasi utama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti asosiasi atau kelompok usaha.
Tergabungnya pelaku UMKM pada suatu kelompok dapat memudahkan perolehan informasi baik dari hulu hingga hilir.
“Poin selanjutnya yaitu adaptif dengan teknologi. Berdasarkan pengamatan di beberapa wilayah, UMKM yang memasarkan produknya secara daring cenderung tidak mengalami penurunan secara signifikan dan tetap mampu mempertahankan pangsa pasarnya. Hal tersebut karena potensi pengguna internet di Indonesia yang mencapai 196,7 juta jiwa,” terangnya.
Menyikapi kenaikan transaksi digital di tengah masa akibat imbas pandemi yang menyebabkan perubahan perilaku konsumen, Andi Hamzah menilai hal tersebut sebagai peluang yang baik. Mengingat hampir mayoritas pelaku UMKM di Nunukan adalah penggguna media sosial.
Keadan seperti ini menuntut pelaku usaha untuk beradaptasi dan memaksimalkan menggunakan platform digital. Oleh karena itu, digitalisasi dapat menjadi sebagai solusi tepat untuk beradaptasi guna mempertahankan bisnis selama pandemi.
Dengan mengikuti perkembangan industri dan transformasi digital, lanjut Andi Hamzah, menjadi kunci agar detak jantung bisnis tetap hidup termasuk untuk UMKM. Selain itu banyak keuntungan yang akan diperoleh UMKM yang mampu bertranformasi memanfaatkan digitalisasi.
Andi Hamsah juga berharap kepada Pemerintah Daerah agar dapat selalu memberi suport kepada para pelaku UMKM. Karena tak bisa dipungkiri, UKKM di Nunukan adalah salah satu dari motor penggerak ekonomj berbasis kerakyatan.
“Ini yang paling penting, Pemerintah, baik Daerah maupun Pusat untuk selalu memberikan suportnya. Karena UMKM ini adalah salah satu motor penggerak ekonomi di Perbatasan,” pungkasnya. (Red)
Pewarta : Eddy Santry