Ekonomi
Ancaman Situasi Borderless, Indonesia Harus Tempatkan Diri Secara Cerdas
Published
4 years agoon
NUSANTARANEWS.CO – Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam bidang Hankam (1983) Sayidiman Suryohadiprojo, menjelaskan bahwa dalam perkembangan umat manusia tampak dan terasa sekali bahwa hubungan antara bagian dunia satu sama lain makin dekat. Sebab itu kejadian di satu bagian dunia akan berdampak langsung terhadap bagian dunia lain.
Inilah kiranya yang disebut dengan situasi borderless (tanpa batas). Salah satu penyebab utama situasi borderless dipengaruhi oleh pasar bebas yang telah menciptakan ancaman serius dalam tatananan dunia baru antar bangsa. Dimana tak ada lagi sekat pembatas suatu negara, sehingga pengawasan terhadap imigrasi dan kelompok asing menjadi lemah.
Merespon hal tersebut, Sayidiman Suryohadiprojo mengaku bahwa kelompok besar yang menghimpun orang di dunia modern adalah negara-bangsa (nation state). Meskipun pengertian negara-bangsa mengalami perubahan sebagai akibat dari hubungan yang makin dekat itu, namun ia tetap menjadi aktor utama dalam hubungan internasional.
“Memang negara-bangsa tidak dapat lepas dari semakin besarnya pengaruh yang timbulkan perkembangan dunia. Namun adalah tetap negara-bangsa yang memegang peran utama dalam dinamika internasional,” ungkapnya baru-baru ini.
Lebih lanjut, mantan Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat ini menyebutkan bahwa negara-bangsa yang masing-masing mempunyai kepentingan dan kehendaknya sendiri-sendiri melakukan aneka macam perbuatan, baik politik, ekonomi, budaya, sosial, maupun militer, yang mengakibatkan keadaan internasional dinamis. Akibatnya adalah keadaan yang sukar diprediksi kerap terjadi.
“Indonesia sebagai negara-bangsa harus dapat menempatkan diri secara cerdas, arif dan bijaksana dalam kondisi internasional semacam itu. Apabila kurang mampu, maka pasti akan mengalami dan menghadapi berbagai persoalan sebagai akibat keadaan dunia itu,” terangnya.
Pasar bebas dan revolusi teknologi informasi telah menciptakan situasi borderless antar bangsa. Situasi tersebut telah menghadapkan berbagai negara di dunia pada sejumlah ancaman baru. Dimana kapitalisme yang bercokol saat ini menghasilkan liberalisme ekonomi yang mengerikan. (emka/red-01)
You may like
Mengenal 4 Fase Siklus Respon Seksual Wanita
Optimisme Mahasiswa Membunuh Hoax
Tony Terdakwa Kasus Penipuan, Pembelian Besi 2 Milyar Tidak Bayar Minta Bebas di PN Jakut
Axioo Class Program di SMK DOA BANGSA Guna Penciptaan Daya Saing Siswa
Optimisme Warga Dusun 6 Bandar Harapan Menyambut Masa Depan
Pelatihan Kewirausahaan BBPP Kementrian Tenaga Kerja RI dan HPN Jawa Barat
Terbaru
KPU Sumenep Tetapkan Pasangan Fauzi-Nyai Eva Pemenang Pilbup 2020
NUSANTARANEWS.CO, Sumenep – KPU Sumenep tetapkan pasangan Fauzi-Nyai Eva pemenang Pilbup 2020. Penetapan pasangan Fauzi-Nyai Eva dilaksanakan dalam rapat pleno...
Partai Gelora Indonesia Gelar Focus Group Discussion Tentang Pilkada 2022
NUSANTARANEWS.CO, Banda Aceh – Partai Gelora Indonesia gelar Focus Group Discussion tentang Pilkada 2022 dengan tema “Akankah Pemerintah Aceh Gelar...
Yunani Segera Dapatkan 18 Jet Rafale Prancis Mulai Juni Tahun Ini
NUSANTARANEWS.CO, Athena – Yunani segera dapatkan 18 jet tempur Rafale Prancis mulai Juni 2021. Parlemen Yunani telah menyetujui pembelian 18...
Jumatan di Malang, Wagub Jatim Sosialisasi PPKM
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Jumatan di Malang, Wagub Jatim sosialisasi PPKM. Wagub Jatim Emil Dardak, Jumat, (22/1), melaksanakan shalat Jumat di...
Masuki Proses Vaksinasi, 11 Mobil Ambulan Disiagakan
NUSANTARANEWS.CO, Lamongan – Masuki proses vaksinasi, 11 mobil ambulan disiagakan. Sebanyak 11 mobil ambulan jenis PSC-119 diseragkan oleh pihak Forkopimda...