Hankam

Analis Pertahanan Ungkap Hal Membanggakan Dari Indo Defence 2018

Produk terbaru PT. Pindad Medium Tank Pindad Harimau dipamerkian dalam pameran industri pertahanan "Indo Defence 2018 Expo & Forum" di JIExpo Kemayoran, Jakarta. (FOTO: Dok. Kemhan)
Produk terbaru PT. Pindad Medium Tank Pindad Harimau dipamerkian dalam pameran industri pertahanan “Indo Defence 2018 Expo & Forum” di JIExpo Kemayoran, Jakarta. (FOTO: Dok. Kemhan)

NUSANTARANEWS.CO, Semarang – Pameran industri pertahanan “Indo Defence 2018 Expo & Forum” di JIExpo Kemayoran, Jakarta sudah selesai digelar. Pameran yang digelar oleh Kementerian Pertahanan RI ini merupakan pameran industri teknologi pertahanan terbesar di Asia Tenggara yang diikuti 867 peserta dari 60 negara dan berlangsung selama 3 hari mulai anggal 7-10 Nopember 2018.

Analis Pertahanan dan Alutsista TNI Jagarin Pane menilai, berbagai produk dari industri pertahanan strategis Indonesia yang dipamerkan patut untuk diperlihatkan. Sebab karya anak bangsa yang ditonton oleh dunia tersebut sangat membanggakan dan luar biasa.

Simak:

“Kabar-kabar yang membungakan hati yang harus diceritakan dari forum Indo Defence 2018 adalah lanjutan serial Changbogo Class alias Nagapasa Class akan tetap digelar. Dengan kembali membangun produksi bersama tiga kapal selam canggih. Sebelumnya lewat proses transfer teknologi dari Korea Selatan telah dibangun tiga kapal selam yaitu KRI Nagapasa 403, KRI Ardadedali 404 dan KRI Alugoro 405. KRI Alugoro 405 dirakit di PT PAL Surabaya dan saat ini dalam proses seremoni untuk sea trial,” kata Jagarin belum lama ini.

Jagarin mengatakan, keberlanjutan pembangunan kapal selam ke 4,5 dan 6 perlu disambut hangat karena ini berarti proses alih teknologi akan berlanjut terus menerus. “Teknologi pembuatan kapal selam adalah teknologi yang paling sulit diperoleh, maka kerjasama dengan Korsel adalah pilihan terbaik. Karena kita tidak sekedar membeli tetapi juga ingin mendapatkan teknologinya,” ujarnya.

Baca Juga:  Hut Ke 78, TNI AU Gelar Baksos dan Donor Darah

Ia menjelaskan, galangan kapal selam PT PAL di Surabaya adalah investasi bagus yang pada saatnya nanti memberikan nilai prestise untuk Indonesia karena mampu menguasai teknologi kapal selam. Saat ini disamping mempersiapkan peluncuran KRI Alugoro 405 galangan kapal selam ini sedang meng upgrade KRI Cakra 401 dengan biaya US$ 40 juta.

Kerjasama dengan Korea Selatan yang lain, lanjutnya, adalah kontrak pengadaan lanjutan pesawat latih KT1 Wong Bee dan instalasi radar dan rudal pesawat golden eagle yang kita kenal dengan T50 buatan Korsel. “Pesawat yang dikenal dengan julukan baby falcon ini akan bermanfaat sebagai jet tempur patroli udara jika sudah diinstalasi radar dan rudal,” kata Jagarin.

Baca Juga:

Tank Harimau produksi PT Pindad hasil kerjasama dengan Turki akan mulai diproduksi massal akhir tahun ini. Kebutuhan potensial TNI AD mencapai 400 unit tank. Lebih dari itu PT Pindad juga melirik pasar ekspor, sebuah langkah yang cerdas. Demikian juga dengan panser amfibi Pandur II kerjasama dengan Ceko prospeknya sangat cerah dengan potensi membuat sebanyak 275 unit.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, PT PAL yang sudah mengekspor 2 kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock) ke Filipina kembali mendapat pesanan dari jiran yang baik hati ini. Filipina akan memesan 2 kapal sejenis untuk memperkuat angkatan lautnya. Dua Kapal LPD yang sudah diserahkan setahun yang lalu ternyata sangat membantu dalam operasi logistik militer menumpas pemberontak di Marawi Filipina.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

PT PAL, sambung Jagarin, juga akan kembali mendapatkan proyek pembangunan kapal perang jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) kerjasama dengan Belanda, lanjutan dari Martadinata Class yang sudah dibangun dua unit. Sementara 2 PKR yang sudah jadi yaitu KRI Raden Edy Martadinata 331 dan KRI I Gusti Ngurah Ray 332 akan dilengkapi dengan persenjataan anti serangan udara VL Mica tahun depan.

“Paskhas TNI AU kembali akan memperoleh alutsista canggih Oerlykon Skyshield untuk melindungi pangkalan militer utama di negeri ini, termasuk Natuna. Paskhas juga sudah memperoleh belasan Ranpur Turangga untuk mobilitas pasukan. Sementara alutsista jenis NASAMS yaitu satuan peluru kendali darat ke udara jarak sedang, akan melindungi ibukota Jakarta,” ungkapnya.

Tak hanya itu, kata dia, banyak sekali sebenarnya yang mau diceritakan kabar-kabar yang membungakan hati. Tetapi kalau diceritain semua jadi kepanjangan. Belum lagi soal mau diakuisisnya 2 Fregat rasa Destoyer Iver, 5 Hercules seri J dari AS, 8 Heli Chinook dari AS, tambahan 8 Heli serbu Apache juga dari AS. Dan bahkan yang sedang ditunggu dengan harap-harap cemas, pembelian minimal 1 skadron jet tempur primadona F16 Viper.

Baca Juga:  Satgas Catur BAIS TNI dan Tim Gabungan Sukses Gagalkan Pemyelundupan Ribuan Kaleng Miras Dari Malaysia

“Kita masih membutuhkan kuantitas berbagai jenis alutsista. Pembentukan Kostrad Divisi III, pembentukan Pasmar III, Pengembangan Armada III dan Koopsau III semua untuk kawasan timur Indonesia. Tentu ini memerlukan isian berbagai jenis alutsista. Nah tahun depan dikucurkan dana di kisaran US $ 5,2 Milyar atau 70 trilyun khusus untuk beli berbagai jenis alutsista. Klop kan, ada uang ada barang dan mutu tentu tidak mengkhianati harga kecuali di mark up,” katanya.

“Kita selalu bersuara lantang agar modernisasi militer kita harus terus dilanjutkembangkan dengan sebuah pesan kuat. Bahwa membangun militer negeri kepulauan ini bukanlah beban atau biaya yang memberatkan tetapi dia adalah investasi besar untuk eksistensi negara kepulauan terbesar. Militer adalah adrenalin eksitensi berbangsa dan bernegara,” tambahnya lagi.

Negeri yang luas dan kaya sumber daya alamnya ini, tegas Jagarin, harus dilindungi dan dipayungi dengan kekuatan militer yang andal. “Kita tidak mencari musuh, kawan kita juga banyak tetapi soal masa depan adalah potensi konflik memperebutkan sumber daya energi dan sumber daya alam. Maka selayaknya kita punya kekuatan militer yang dapat diandalkan secara teknologi dan kuantitas,” tandas Jagarin.

Baca:

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,155