
NUSANTARANEWS.CO. Pidie Jaya – Beginilah nasib Rahmat Aulia (11), anak kelas 6 SD Negeri 1 Ulim, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, terlihat lelah dan berhenti dipinggir Jalan Banda Aceh-Medan tepatnya di Matang Sagoe, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Sabtu (29/1).
Bermula ketika salah seorang anggota Polsek dan masyarakat di sekitar jalan melihat pemandangan yang meyentuh dan menyayat hati tersebut. Bersamaan dengan itu, Pak Yanto warga asal Blangme Kecamatan Kuta Blang yang kebetulan lewat juga melihat seorang anak sedang duduk termenung sambil sesekali memandangi ayahnya yang sedang terbaring menahan sakit. Pak Yanto, langsung menanyai maksud dan tujuan bocah tersebut.
Setelah mendengar penjelasan yang sangat menyayat hati, Pak Yanto dengan sigap menelpon saudara Azmi Murtala untuk membawa Ambulance Takabeya Peduli. Selanjutnya H. Mukhlis Takabeya, pemilik Takabeya Peduli memberi intruksi kepada anggotanya untuk segera merapat ke lokasi untuk melakukan wawancara singkat dengan anak tersebut yang katanya sudah ditinggal Ibunya.
Anak Meutui tersebut bernama Rahmat Aulia, setiap sepuluh hari sekali membawa ayahnya dari Pidie Jaya ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia dengan becak tua untuk disedot cairan yang ada ditubuh ayahnya. Perjalanan yang memakan waktu delapan jam lebih itu bukan perjalanan singkat, apalagi seorang anak kecil yang mengendarainya (Becak Tua) Tak Kebayang sedihnya, apalagi ketika hujan turun.
Alasan Rahmat Aulia membawa Ayahnya ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin dan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia Aceh Utara dikarenakan alat medis lebih lengkap untuk pengobatan Ayahnya yang hanya tersedia di dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia Aceh Utara, ucapnya dengan mata berkaca- kaca menahan kesedihannya
Si Meutui menyebutkan juga bahwa, dia lebih memilih ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Mutia dengan alasan lebih dekat daripada ke Banda Aceh.
Dengan berbekal uang dari hasil upah “tarek pukat” yang tidak seberapa, Ia selalu menyimpan untuk keperluan berobat ayahnya dan untuk sekolah kakak satu-satunya yang masih menempuh pendidikan di bangku sekolah kelas 1 SMPN Ulim, Pidie Jaya.
Si Mutui menjelaskan juga bahwa Ibunya sudah duluan menghadap sang Ilahi, maka sekarang ia dan kakaknya harus siap merawat bapaknya yang sakit dan sudah bertahun.
Dengan mata berkaca-kaca ia mengucapkan terima kasih kepada supir Ambulance bernama Rahmat T asal Geurugok dan Pak Yanto atau Al Ridha yang telah memberinya uang tunai satu juta rupiah untuk kebutuhan dirumah sakit selama perawatan ayahnya dan dibantu oleh anggota Polsek setempat.
“Selama 6 Thon loen ba Ayah ngoen becak, baro nyoe na ureng lake intat ngoen Ambulance ” Ucap Rahmat Aulia sambil mengusap air matanya.
Ketua KoPPer Pijay, Nyak Malik Winarsih, berharap dan mengatakan kepada rekan-rekan penggiat sosial di Kabupaten Pidie Jaya, “Mereka tidak punya siapa-siapa, bantulah keluarga ini agar mereka bisa menikmati hidup layaknya orang lain,” ucapnya setelah mendapatkan informasi ini dari Gelanggang Ulim.
Mari kita semua berdo’a lanjut Nyak Malik Winarsih, agar Anak Meutui dan Ayah ini dimudahkan agar cepat sampai dirumah sakit dengan selamat, serta berharap kepada para Dokter yang ada di Aceh dan yang diberi kelebihan oleh Allah untuk menolong Ayahnya agar segera sembuh. (MG)