Mancanegara

Amerika Serikat Ingin Kembali Mengontrol Energi Iran

Amerika Serikat Ingin kembali mengontrol
Amerika Serikat Ingin kembali mengontrol energi Iran/Foto: ATNews

NUSANTARANEWS.CO – Amerika Serikat (AS) ingin kembali mengontrol energi Iran. Berbagai daya upaya pun dilakukan, termasuk dengan serangan palsu seperti insiden kapal tanker di dekat Teluk Persia. Tidak jelas seberapa besar kerusakan yang dialami oleh kapal tanker akibat insiden Kamis lalu – yang sangat mungkin merupakan “serangan palsu” oleh AS atau Israel yang ingin meningkatkan tensi ketegangan lebih tinggi lagi dari yang sudah ada.

Insiden di Teluk Oman yang terletak di sebelah timur Teluk Persia dan Selat Hormuz, berbatasan dengan Iran, Oman, dan UEA, dan dekat dengan wilayah Saudi dan Pakistan – merupakan wilayah sensitif karena merupakan jalur lalu lintas sekitar dua pertiga minyak dunia.

Baaca: Israel Menyembunyikan Kapal Selamnya di Teluk Persia

Menurut laporan televisi Al-Alam terjadi ledakan atas dua kapal tanker minyak di Teluk Oman pada hari Kamis. Meski awalnya tidak jelas di bawah bendera apa kapal beroperasi. Namun Reuters menyebut mereka adalah Front Altair yang berbendera Kepulauan Marshal dan Kokuka yang berbendera Panama.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Peristiwa itu dilaporkan terjadi sekitar 70 mil laut dari UEA dan 14 mil laut dari Iran.

Insiden ledakan yang menimpa enam kapal tanker di kawasan Teluk dalam dua bulan terakhir – tidak terlepas dari pernyataan John Bolton dan Mike Pompeo yang sengaja menuduh Iran menyerang kapal-kapal milik UEA dan Arab Saudi pada awal Mei, serta menyerang pipa minyak Arab Saudi.

Bulan lalu, UAE menyebut insiden yang menyerang kapalnya kapalnya sebagai bagian dari operasi “terkoordinasi” yang kemungkinan dilakukan oleh aktor negara, tanpa secara langsung menyalahkan Iran.

Teheran juga disalahkan atas serangan roket yang mengenai Zona Hijau Baghdad bulan lalu, yang tidak menimbulkan korban atau kerusakan.

Pertanyaannya mungkin, apa manfaat yang bisa diambil oleh Iran dengan berbagai insiden tersebut di atas? Jelas tidak ada apapun. Para pemimpin Iran justru ingin menghindari provokasi dan menjaga perdamaian serta stabilitas, bukan konflik.

Baca: Insiden Teluk Tonkin Membayangi Teluk Persia

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Berbagai insiden Ini mengingatkan pada insiden 2 Agustus 1964 di Teluk Tonkin, sebuah serangan palsu yang dipentaskan oleh AS, yang kemudian memulai konflik skala penuh di Asia Tenggara. Atas insiden palsu tersebut, Presiden Lyndon Johnson kemudian memerintahkan pembalasan terhadap Vietnam. Kongres kemudian mengesahkan Resolusi Teluk Tonkin untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melawan agresi “yang tidak terjadi”.

Tujuan lama Washington mungkin adalah mengembalikan Iran ke dalam orbit AS dan mengancam perang terhadap semua negara yang tidak dikontrol oleh AS. Ini adalah strategi memecah belah, menaklukkan dan mendominasi untuk mengontrol cadangan energi di kawasan itu, sekaligus menciptakan “peta geopolitik baru” Timur Tengah sebagaimana dulu mencincang Kekaisaran Ottoman pasca-Perang Dunia I. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,066