Ambe’
atas nama kasih yang tumbuh dari rimbun musim
dan terus liar dalam dadamu, menyerapahiku
semenjak janin. aku tak ‘kan henti menulis
sementara yang kupandang terus menerus
adalah pundakmu. biasa memikul
terik perbatasan. betapa ngilu tiada habisnya
kata kata mengucur dari dahimu
pelan mengusik ketenanganku
lelaki harus sekuat batu!
kalbu dirajah dengan sangat sederhana.
bulan duka di kelahiranku, Ambe!
kau diam beribu musim
hingga mawar hitam rontok sangat hening
;bukannya lahir dan mati beda tipis?
aku hanya menungguh ruh ditiup
meletup dari sudut pengasingan
lalu mendarat di rumpang dadaku
akhirnya kau dan aku sama sama menunggu
benar benar menunggu
tunggangan ke puya
serta kematian yang tiada fana
Gapura, 2019
Passiliran
anakku, Maria, tenanglah!
kenang segala sesuatu yang menghunjam dada
meskipun akhirnya aku mengaku kalah
demi detak paling sesak
kita akan berjumpa kelak
kau mencium tanganku
kubalas kecup tenang di keningmu
ini rumah baru sekaligus ibu
getah yang mengucur hanya untukmu
untuk menyusuimu. takut takut nanti
haus membeludak tiada henti
ibu kedua setelah puisi
selalu setia menghalangimu
dari sengat matahari.
betapapun jarak yang tercipta
kunjunganku tetaplah ke pohon Tarra
menghakimi segala sepi yang memelukmu
sebagai penawar kangen anak pada ibu
Gapura, 2019
Memangkas Umur
Selamat Ulang Tahun; Faidi Rizal Alief
hanya beberapa lilin yang sengaja kunyalakan
dalam temaram, menuntun ke jalan benderang.
meski kerap bercabang, satu jalan kita pilih
untuk paling mungkin dilalui.
tanpa surut, doaku berdering
sebenar benarnya berdering
membongkar rimbun dada
sebelum akhirnya kau terima
doa yang lapang dan teramat segar
untuk kemudian tumbuh
sulur sulur baru; menemanimu.
maka pejamkan matamu
dunia kita yang kecil selalu menggigil
sebagaimana angin, hidup hanya
tentang segala sesuatu yang
kurang mungkin
untuk selalu diterka atau dirajah
pada sajak sajak sederhana.
dan kita hanya menyaksikan
alamanak terbakar di tempatnya
tanpa sadar umur ikut ikutan juga
Gapura, 2019
Menjelang Tidur
pada mulanya belukur menjalar menyesaki kepala
menghardik kantuk di mata
sementara yang terus mengeras
derak jarum jam di pucuk jendela
cicak lama dipeluk sepi, kegirangan
ditemani desau jangkrik
sesekali diselangi kertap batukku
malam menjadi siang, bintang padam
bulan rebah ke semak ialalang
lalu mengirim cahaya ke mataku
aku terus mengedip
kantuk yang kuburu
berharap terselip di bawah kasur
agar ranjang, persinggahan
terakhir dari tenang!
Gapura, 2019
Rambu Solo
sementara yang melamar kepala, adalah matahari
perlahan turun, merendah hampir mengecup kening tanah
kau tenang, beberapa orang melingkari tongkonan
sekali-kali mengintip biru langit
disusul resah yang kerap menua
seratus kerbau, mengahantar sampai puncak
jalan ke puya tak pernah mudah
selalu berliku, sama seperti gelisah di dada
dan tak satu pun kedai kopi berdiri
di simpang jalan ini,
atau pun warung pincuk. yang kau lihat tiap pagi
hari-hari setelahnya kami memilih tenang
sebagai persinggahan terakhir
sebab tak ada yang perlu diingat
agar darah tak terus basah
sedang lara tidak lah beranak-pinak
menemani sepiku
dan merundingkan sakit hari selanjutnya
kau pulang, tenang
menghardik lengang sepanjang jalan curam
Gapura, 2019
Tentang penulis:
Rofqil Junior adalah nama pena dari Moh. Rofqil Bazikh. Lahir di pulau Giliyang Kecamatan Dungkek Kabupatrn Sumenep Madura pada 19 Mei. Berdomisili di Gapura Timur Gapura Sumenep. Aktif di Kelas Puisi Bekasi dan Komunitas ASAP Merupakan alumnus MA. Nasy’atul Muta’allimin Gapura Timur Gapura Sumenep dan MTs. Al-Hidayah Bancamara Giliyang. Tempatnya memulai berproses menulis. Esssainya mendapat juara 1 dalam lomba Creative Student Day 2018. Puisinya mendapat juara 1 dalam lomba yang diadakan oleh PT. Mandiri Jaya Surabaya sekaligus terangkum dalam antologi Surat Berdarah di Antara Gelas Retak (2019). Puisinya juga termaktub dalam antologi Dari Negeri Poci 9; Pesisiran (KKK;2019), Bulu Waktu (Sastra Reboan;2018), Antolgi Dwibahasa Banjarbaru Festival Literary (2019), Sua Raya (Malam Puisi Ponorogo; 2019), Dongeng Nusantara Dalam Puisi (2019), Bandara dan Laba-laba (Dinas Kebudayaan Provinsi Bali). Saat ini sudah menulis puisi di berbagai media cetak dan online antara lain Dinamika News, Suara Merdeka, Banjarmasin Post, Malang Post,Radar Malang, Radar Banyuwangi, Radar Cirebon, Radar Madura, Radar Jombang, Rakyat Sumbar, Radar Pagi, Kabar Madura, Takanta.id, Riau Pos, NusantaraNews, Litera.id.co, Galeri Buku Jakarta dll. Tahun ini berkesempatan hadir pada acara Seminar Internasional Sastra Indonesia(SISI) di Provinsi Bali. Bisa dihubungi via email: rofqiljunior@gmail.com atau anaksastrapesantren@gmail.com fb/IG: Rofqiel Junior,